Kekacauan! Massa Menyerbu Bandara di Rusia, Mencari Warga Israel dan Yahudi

by -209 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Massa yang mencari warga Israel dan Yahudi menyerbu bandara di Dagestan, Republik Kaukasus Rusia, pada Minggu (29/10/2023), setelah beredar rumor bahwa ada penerbangan yang tiba dari Israel.

Kekerasan di wilayah mayoritas Muslim itu, yang meletus di tengah perang antara Israel dan Hamas di Gaza, mendorong Israel meminta Rusia untuk melindungi warganya.

Berdasarkan video viral yang diunggah Russia Today dan Izvestia, lusinan pengunjuk rasa menerobos pintu dan penghalang, dan beberapa berlari ke landasan pacu.

Tak lama setelah itu, badan penerbangan Rusia Rossavitsia mengumumkan bahwa mereka telah menutup bandara untuk penerbangan masuk dan keluar dan pasukan keamanan telah tiba di lokasi.

“Situasi terkendali, penegakan hukum bekerja di lokasi kejadian,” demikian pernyataan pemerintah Republik Dagestan Rusia yang diunggah di Telegram, dikutip AFP.

Pada Minggu malam, Rossavitsia mengumumkan bahwa bandara tersebut telah “dibebaskan” dari massa dan akan tetap ditutup hingga 6 November.

Beberapa saluran Telegram lokal memperlihatkan foto dan video puluhan pria yang menunggu di luar bandara untuk menghentikan mobil, dan beberapa di antaranya berusaha mendobrak penghalang keamanan.

Salah satu pengunjuk rasa terlihat dalam video memegang tanda bertuliskan “Pembunuh anak tidak memiliki tempat di Dagestan”.

Video lain menunjukkan kerumunan orang di dalam terminal bandara mencoba mendobrak pintu ketika anggota staf berusaha menghalangi mereka.

Militan Hamas menyerbu perbatasan Gaza pada 7 Oktober dalam serangan paling mematikan dalam sejarah Israel, tanpa pandang bulu membunuh 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik 230 lainnya, menurut pejabat Israel.

Terkait hal ini, Israel tanpa henti membom jalur pantai tersebut, menewaskan lebih dari 8.000 orang, setengah dari mereka adalah anak-anak, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.

Respons Israel

Sebuah pernyataan pada Minggu malam dari kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan: “Israel mengharapkan pemerintah Rusia untuk melindungi semua warga negara Israel dan semua orang Yahudi, dan untuk bertindak tegas terhadap para perusuh dan terhadap hasutan kekerasan terhadap orang Yahudi dan Israel.”

Sebelumnya pada Minggu, Akhmed Dudayev, menteri informasi di Chechnya, tetangga Dagestan, memperingatkan melalui Telegram terhadap “provokasi” dan menyerukan ketenangan dalam menghadapi meningkatnya ketegangan di Kaukasus.

Pemerintah Dagestan mengunggah pesan di Telegram yang mengatakan kepada massa “untuk tidak melanjutkan tindakan ilegal dan tidak mengganggu pekerjaan pegawai bandara”.

Pernyataan itu menambahkan: “Tidak mudah bagi kita masing-masing untuk berdiri dan menyaksikan pembantaian tidak manusiawi terhadap penduduk sipil – rakyat Palestina.

“Pada saat yang sama, kami mengimbau warga republik untuk tidak menyerah pada provokasi kelompok destruktif dan tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat.”

Situs Flightradar menunjukkan bahwa penerbangan Red Wings dari Tel Aviv telah mendarat di Makhachkala pada pukul 19:00. Outlet media independen Rusia Sota mengatakan itu adalah penerbangan transit yang dijadwalkan lepas landas lagi ke Moskow dua jam kemudian.

Sebelumnya pada Minggu, kantor berita RIA Novosti melaporkan bahwa sebuah pusat Yahudi di republik Kaukasus Utara lainnya – Kabardino-Balkaria – telah dibakar di kota Nalchik.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang mengungkapkan keprihatinannya atas video “mengerikan” yang diunggah di media sosial, mengatakan di X, sebelumnya Twitter, bahwa ini bukanlah insiden yang terjadi satu kali saja.

Hal itu, katanya, adalah “bagian dari budaya kebencian Rusia yang meluas terhadap negara lain, yang disebarkan oleh televisi pemerintah, pakar, dan pihak berwenang”.

[Gambas:Video CNBC]

(Artikel selanjutnya Ada Apa Israel, Kenapa Kamp Pengungsi Jenin Diserang Brutal?)

(luc/luc)