Apakah Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan Masih Mahal dengan Presentase Hanya 12%?

by -139 Views

Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) yang dapat menjadi alternatif pengganti energi fosil yang lebih rendah emisi. Namun, penggunaan energi baru terbarukan masih belum luas karena harganya dinilai masih mahal dan tidak stabil.

Sekretaris Jendral Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto, mengungkapkan bahwa baru 12% kapasitas EBT di Indonesia dimanfaatkan, sehingga masih banyak potensi yang dapat dikembangkan di masa depan. Djoko mengatakan bahwa DEN akan berkoordinasi dengan seluruh kementerian yang menjadi anggotanya, yang dipimpin oleh Presiden dan Wakil Presiden, untuk meningkatkan penggunaan EBT di Indonesia.

Dalam hal ini, yang penting adalah konsistensi PLN dalam meningkatkan bauran energi terbarukan dalam produksi listriknya. Dengan potensi dan penggunaan yang masih rendah, masih banyak yang dapat dimanfaatkan. Pemerintah juga berencana mengembangkan pembangkit berbasis EBT dalam Grand Strategi Energi Nasional untuk meningkatkan ketahanan energi. Dengan demikian, Indonesia akan tidak lagi bergantung pada energi fosil.

Dalam rencana tersebut, PLN akan melelang 170 titik pembangkit EBT dengan kombinasi gas dan pembangunan RUPTL yang bersifat ‘green’. Hal ini berarti bahwa Indonesia akan membangun pembangkit tenaga surya, air, panas bumi, tenaga laut, dan lain sebagainya.

Selain itu, Pemerintah juga perlu mencari solusi untuk menjadikan penggunaan energi baru terbarukan lebih terjangkau dan stabil agar dapat diadopsi secara lebih luas di Indonesia.