Bulog Mengungkap Kesulitan Dalam Impor Beras

by -142 Views

Pemerintah telah memutuskan untuk menambah kuota impor beras yang ditugaskan kepada Perum Bulog sebanyak 1,5 juta ton tahun ini. Setelah sebelumnya ditugaskan untuk mengimpor 500 ribu ton pada akhir tahun 2022, yang kemudian dilanjutkan hingga tahun 2023. Selanjutnya, ditugaskan juga impor sebanyak 2 juta ton hingga akhir tahun 2023.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) berharap Bulog dapat merealisasikan impor sebanyak 600 ribu ton dari penugasan tambahan tersebut.

Bagaimana peluang tercapainya target tersebut?

Menurut Direktur Bisnis Bulog, Febby Novita, pasokan beras ke pasar global saat ini semakin ketat. Berdasarkan data Departemen Pertanian AS (USDA), stok beras dunia pada akhir tahun 2023 diprediksi akan menurun menjadi 171,8 juta ton, atau turun 2 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya.

Di sisi lain, ada pembatasan bahkan penutupan ekspor beras oleh negara produsen dunia, seperti yang dilakukan oleh India. Febby juga menyatakan bahwa peluang untuk impor beras semakin sulit setelah berkomunikasi dengan beberapa negara di Asia Tenggara.

“Vietnam saat ini sulit menemukan beras, harganya sudah sangat tinggi sehingga pembelian dari luar negeri dibatasi karena tidak boleh terlalu tinggi agar isu-isu di dalam negeri dapat terjaga. Vietnam sebelumnya mendapatkan stok beras, namun harga berasnya sudah tinggi dan tidak ditemukan lagi,” ujar Febby dalam Diskusi Forum Wartawan Pertanian pada Selasa (31/10/2023).

“Dari China, pertemuan pemerintah di sana masih menggunakan skema B2B (business to business/ antarperusahaan). Saya sudah menghubungi beberapa supplier di sana karena menggunakan skema B2B. karena Bulog adalah operator, maka Bulog harus mematuhi aturan regulasi yang dikeluarkan oleh Badan Pangan Nasional,” tambahnya.

Seperti yang diketahui, China menyatakan akan menyuplai 1 juta ton beras untuk membantu mengisi cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog. Hal ini diungkapkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir melalui unggahan di akun Instagramnya. Menurutnya, Presiden Xi Jinping bersedia memenuhi kebutuhan 1 juta ton beras untuk Indonesia sesuai permintaan Indonesia.

“Pada hari ini, segera siapkan 500 ribu ton beras agar cadangan stok beras Bulog meningkat menjadi 2,5 juta ton,” tulis Erick pada Selasa (31/10/2023).

Sementara itu, per 27 Oktober 2023, cadangan beras Bulog di gudang tercatat sebanyak 1,385 juta ton, di mana 1,305 juta ton di antaranya berasal dari pengadaan luar negeri. Secara total, cadangan beras Bulog tercatat sebanyak 1.473.218 ton.