Menjauhkan Diri dari Minyak: Energi Rendah Emisi sebagai Pusat Perhatian Indonesia

by -146 Views

Dewan Energi Nasional (DEN) menilai penggunaan gas bumi secara luas dapat menjadi kunci bagi Indonesia dalam melakukan transisi energi ke Energi Baru Terbarukan (EBT). Hal ini disebabkan karena emisi pembakaran gas bumi lebih rendah dibandingkan dengan energi fosil lainnya seperti minyak dan batu bara.

Sekretaris Jenderal DEN, Djoko Siswanto, menyatakan bahwa gas merupakan salah satu sumber energi terbaik di masa transisi energi ini. Ia menyebutkan bahwa emisi yang dihasilkan dari pembakaran gas memiliki tingkat yang 50% lebih rendah dibandingkan dengan batu bara.

Djoko juga menyadari bahwa infrastruktur gas di dalam negeri belum dibangun secara masif. Padahal, kunci optimalisasi gas bumi di dalam negeri dapat tercapai melalui ketersediaan infrastruktur yang merata. Oleh karena itu, pemerintah sedang gencar membangun infrastruktur gas di beberapa daerah.

Sebelumnya, Sekretaris SKK Migas, Shinta Damayanti, menjelaskan bahwa dalam transisi energi, gas bumi dipandang sebagai komoditas strategis yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Indonesia memiliki potensi gas bumi yang melimpah, seperti yang berada di proyek Tangguh Train III, Blok Masela, proyek Indonesia Deepwater Development (IDD), dan Blok Andaman II.

Shinta berharap pembangunan proyek ruas Cirebon-Semarang dan ruas Dumai-Sei Mangkei dapat segera diselesaikan. Hal ini akan memungkinkan pasokan gas yang berlebih di Jawa Timur dapat memenuhi kekurangan pasokan gas di Jawa Barat dan Sumatera.

Dalam upaya memanfaatkan gas bumi secara optimal, penting untuk mempertimbangkan pengembangan infrastruktur dan penentuan pemanfaatan gas. Dewan Energi Nasional menilai bahwa penggunaan gas bumi yang luas dapat menjadi solusi dalam transisi energi menuju Energi Baru Terbarukan di Indonesia.