Pengusaha batu bara melalui Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) memprediksi bahwa produksi batu bara di Indonesia dapat melebihi target tahun 2023 atau minimal mencapai target tersebut.
Direktur Eksekutif APBI, Hendra Sinadia mengatakan bahwa kemungkinan produksi batu bara tahun ini bisa mencapai target atau bahkan melebihi target 2023 sebesar 694,5 juta ton. “Kemungkinan untuk tahun ini produksi batu bara bisa mencapai target atau bahkan melebihi target,” jelas Hendra kepada CNBC Indonesia saat dihubungi, Kamis (2/11/2023).
Namun, Hendra juga menyatakan bahwa potensi kelebihan produksi batu bara tahun ini tidak melebihi angka 700 juta ton. “Mungkin di bawah 700 juta ton. Dari sisi pemerintah, target Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sudah jauh terlampaui,” tambahnya.
Hal ini disebabkan oleh produksi batu bara yang sangat besar di dalam negeri, dimana musim panas yang berkepanjangan selama tahun 2023 ini dapat memperlancar produksi batu bara di dalam negeri. “Kondisi cuaca kering juga berpengaruh terhadap kelancaran produksi,” ucapnya.
Selain itu, ketersediaan alat berat yang sudah ada sejak tahun 2022 juga membantu kelancaran produksi batu bara di tahun ini di dalam negeri. “Selain itu, kapasitas alat berat pada tahun 2022 juga memadai,” tandasnya.
Sejauh ini, produksi batu bara di dalam negeri sudah mencapai 90,22% atau sebesar 626,55 juta ton dari total target produksi tahun 2023 sebesar 694,5 juta ton.
Di sisi lain, harga batu bara terus menurun, dimana harga batu bara ICE Newcastle kontrak Desember ditutup pada posisi US$ 126,5 per ton atau mengalami penurunan sebesar 0,71% pada perdagangan Rabu (1/11/2023).
Berdasarkan Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), produksi batu bara per hari ini sudah mencapai 626,55 juta ton atau sebesar 90,22% dari target yang ditetapkan oleh pemerintah di tahun 2023.
Dari produksi tersebut, pemerintah berencana untuk mengekspor 460 juta ton batu bara, dimana saat ini ekspor batu bara sudah mencapai 321,79 juta ton atau sebesar 69,96% dari target ekspor.
Adapun alokasi untuk kebutuhan domestik, setelah dikurangi dengan rencana ekspor batu bara tahun ini, adalah sebesar 234,5 juta ton. Namun, realisasi pemenuhan kebutuhan batu bara untuk domestik saat ini sudah mencapai 266,59 juta ton.
Pemerintah juga telah menetapkan rencana alokasi untuk Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 176,8 juta ton, dan hingga saat ini sudah terealisasi sebesar 71,06 juta ton atau sebesar 40,19% dari rencana DMO tahun ini.
((pgr/pgr))