Tim Anies-Imin Mengungkap Kelemahan Kebijakan Utama Jokowi

by -202 Views

Tim ekonomi pasangan calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar meyakini, pada tahun 2024 ekonomi dunia akan mengalami resesi akibat fenomena suku bunga tinggi yang diterapkan oleh bank sentral negara-negara maju, inflasi yang tinggi, dan kenaikan harga komoditas akibat konflik geopolitik Ukraina-Rusia dan Palestina-Israel.

Juru bicara dan tim ahli ekonomi Anies Baswedan, Thomas Lembong mengatakan, untuk meredam risiko tersebut terhadap pelemahan ekonomi Indonesia dan menjaga pertumbuhan ekonomi sesuai dengan target 5,5%-6,5%, penting untuk memperbaiki industri manufaktur yang telah ditinggalkan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Menurut Lembong, pemerintahan Jokowi saat ini terlalu fokus pada hilirisasi sumber daya alam (SDA) dengan menciptakan industri manufaktur berbasis komoditas seperti produk pertambangan dan pengolahan nikel. Namun, harga produksi di sektor tersebut tengah melemah.

Lembong juga mengatakan bahwa fokus pada industri manufaktur padat modal berpotensi menekan perekonomian masyarakat di tengah potensi resesi global. Industri padat modal cenderung mengandalkan teknologi robotik atau otomasi yang tidak membutuhkan banyak tenaga kerja manusia.

Lembong menyebut bahwa investor global saat ini cenderung ingin berinvestasi di Indonesia dalam industri manufaktur padat karya seperti tekstil, furnitur, dan elektronika. Namun, pemerintah terlalu fokus pada industri padat modal seperti nikel dan baterai mobil listrik.

Oleh karena itu, Anies-Muhaimin akan mengusung penguatan industri manufaktur padat karya pada masa pemerintahannya. Hal ini diharapkan dapat mengurangi porsi industri jasa yang lebih besar dalam PDB, sehingga tenaga kerja informal dapat terserap menjadi pekerja formal.

Artikel ini dipublikasikan oleh CNBC Indonesia.