AS Mengungkap Pasokan Senjata Wagner Group Rusia ke Hizbullah

by -180 Views

Kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, terlibat dalam konflik antara Israel dan Hamas. Hizbullah, yang merupakan sekutu Hamas, ikut menyerbu wilayah Israel Utara dan diduga menerima bantuan dari kelompok Rusia.

Hizbullah memiliki kekuatan yang besar karena persenjataan yang dimilikinya. Kelompok ini diketahui menggunakan senjata buatan Rusia yang diberikan melalui Presiden Suriah, Bashar Al Assad, yang juga sekutu Moskow.

Menurut sumber intelijen Amerika Serikat (AS), organisasi tentara bayaran Rusia, Wagner Group, yang beroperasi di Suriah, ditugaskan untuk mengirimkan sistem rudal permukaan-ke-udara SA-22 kepada Hizbullah. Namun, tidak jelas apakah senjata tersebut sudah terkirim atau seberapa dekat dengan pengiriman. Senjata ini awalnya disediakan oleh Rusia untuk digunakan oleh pemerintah Suriah.

AS telah memantau pergerakan sistem tersebut, yang juga dikenal sebagai Pantsir. Penilaian AS didasarkan pada informasi intelijen yang diperoleh dari diskusi antara Assad, Wagner, dan Hizbullah mengenai penggunaan sistem tersebut.

Wagner Group dan Hizbullah telah beroperasi di Suriah untuk mendukung rezim Assad melawan oposisi Suriah. Meskipun Hizbullah mulai menarik pejuangnya keluar dari Suriah beberapa tahun belakangan, kelompok ini tetap didukung oleh Iran, sekutu dekat Assad. Terdapat bukti kolaborasi yang meningkat antara Hizbullah dan Wagner di Suriah.

Kekhawatiran timbul mengenai kemungkinan Hizbullah memiliki sistem pertahanan udara baru dan membuka front baru dalam perang Israel melawan Hamas di perbatasan utara Israel dengan Lebanon. AS telah memperingatkan Hizbullah dan kelompok lain yang didukung Iran untuk menghindari konflik, dan telah menempatkan kapal induk serta pasukan di wilayah tersebut untuk mencegah potensi eskalasi.

Israel sebelumnya telah menargetkan sistem rudal di wilayah Suriah sebagai bagian dari serangan terhadap situs militer Iran di negara tersebut.

Komunitas intelijen AS percaya bahwa Iran dan proksinya sedang mengkalibrasi tanggapan terhadap intervensi militer Israel di Gaza untuk menghindari konflik langsung dengan Israel. Namun, Iran tidak memiliki kendali sempurna atas kelompok-kelompok proksinya, termasuk Hizbullah. Pejabat AS khawatir bahwa politik internal Hizbullah dapat meningkatkan ketegangan.

Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dijadwalkan memberikan pidato penting pada hari Jumat dan para pejabat intelijen akan memantau sinyal mengenai niat kelompok tersebut.

Artikel terkait:
Perang Hamas Vs Israel Menggila: Gaza Dikepung, 1.500 Tewas