PLTU Tidak Mencapai Target Jokowi, Hanya Menghasilkan 1,7 Giga Watt Saja

by -199 Views

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) baru saja merilis rancangan dokumen perencanaan dan kebijakan investasi yang komprehensif dalam skema Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk konsultasi publik.

Dalam rancangan tersebut, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara yang akan dipensiunkan sebesar 1,7 Giga Watt (GW). Jumlah ini lebih rendah dibandingkan dengan target Presiden Jokowi yang ingin mencapai 5,2 GW melalui program pensiun dini PLTU batu bara.

Kepala Sekretariat JETP Indonesia, Edo Mahendra, menjelaskan bahwa rencana pensiun dini PLTU sebesar 5,2 GW masih termasuk dalam skenario, namun terbagi menjadi progresif dan konservatif.

Edo menambahkan bahwa program pensiun dini PLTU sebesar 1,7 GW sudah mempertimbangkan kondisi yang ada saat ini. Dukungan konkret untuk pensiun dini PLTU telah datang dari program Energy Transition Mechanism (ETM) sebagai upaya percepatan transisi energi dari fosil ke energi bersih.

Sekretariat JETP telah membuka rancangan rencana investasi ini untuk umum agar dapat mendapatkan masukan dari berbagai kalangan masyarakat. Dokumen Comprehensive Investment and Policy Plan (CIPP) dapat diakses di situs www.jetp-id.org, dan masyarakat dapat memberikan masukan melalui formulir yang tersedia.

Just Energy Transition Partnership (JETP) merupakan inisiatif pendanaan transisi energi senilai lebih dari US$ 20 miliar atau sekitar Rp 300 triliun yang disepakati antara Indonesia dan negara-negara maju yang tergabung dalam International Partners Group (IPG). Sekretariat JETP Indonesia dibentuk pada April 2023 dan bertugas melakukan koordinasi dalam penyusunan CIPP antara pemerintah Indonesia dan IPG.

Masukan publik yang diberikan sebelum tanggal 14 November akan dijadikan dasar untuk finalisasi dokumen CIPP. Rencananya, dokumen CIPP akan diluncurkan di Indonesia sebelum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Dubai pada akhir tahun ini.

Sumber: CNBC Indonesia