Mengungkap Strategi Canggih Hamas dalam Konflik dengan Israel di Gaza

by -129 Views

Hamas dilaporkan menggunakan taktik “yang semakin canggih” untuk melawan Israel yang mulai menyerbu wilayah Gaza selatan. Hal ini diutarakan Institute for the Study of War (ISW), sebuah wadah pemikir asal Amerika Serikat (AS).

“Pejuang milisi Palestina terus menggunakan taktik yang lebih canggih untuk menargetkan pasukan Israel di seluruh Jalur Gaza pada tanggal 5 Desember,” tulis lembaga itu dalam situsnya, Rabu (6/11/2023).

“Hal ini konsisten dengan perubahan taktis yang diamati CTP (Certified Treasury Professional)-ISW sejak berakhirnya jeda kemanusiaan (gencatan senjata sementara),” tambahnya.

Saat Israel mulai melebarkan serangannya, kelompok Palestina itu dikatakan memiliki senjata yang lebih maju, termasuk drone peledak dan anti-tank. Mereka, ujar ISW, telah belajar banyak dari sebulan terakhir pertempuran di Gaza Utara.

Salah satu perubahan yang paling menonjol adalah peningkatan penggunaan eksplosif penetrator (EFP). Ini adalah bahan peledak proyektil yang dirancang untuk menembus lapis baja, bahkan ketika ditembakkan dari jarak jauh.

Senjata-senjata tersebut awalnya hanya digunakan dua kali pada bulan Oktober dan November. Tapi kini telah dikerahkan lima kali sejak 1 Desember.

“Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qaseem misalnya, mengklaim bahwa para pejuangnya meledakkan alat peledak rakitan (HBIED) yang menargetkan pasukan Israel di timur Khan Younis. HBIED bahkan merobohkan gedung tersebut,” bunyi laporan itu lagi.

Menurut pakar keamanan di Global Studies Institute di Universitas Jenewa, Alexandre Vautravers, EFP yang digunakan Hamas saat ini, mungkin adalah yang paling umum. Namun peluncurannya bisa menimbulkan dampak mematikan biasanya dalam radius 10-40 meter.

Sebenarnya, Israel memiliki sistem pertahanan Trophy untuk mencegat proyektil sebelum mengenai kendaraan lapis baja. Namun EFP yang lebih modern yang digunakan Hamas diyakini memiliki kecepatan hipersonik.

Dalam laporan ISW disebut pula bagaimana rekaman video yang dirilis oleh Hamas pada tanggal 2 Desember yang menunjukkan para pejuangnya menggunakan drone serang satu arah untuk menargetkan pasukan Israel di Gaza Utara. Ini juga jadi tanda kemajuan teknis lainnya dalam kemampuan militer kelompok tersebut.

Dalam hal ini, ISW juga menyebut Hamas kini melakukan “penahanan yang disengaja”. Hamas dan milisi Palestina lainnya telah beralih dari melakukan “operasi yang tertunda menjadi melakukan pertahanan yang disengaja”.

“Operasi di utara bertujuan untuk memperlambat kemajuan Israel, memberikan waktu bagi Hamas untuk memindahkan para pemimpin dan perlengkapan militernya dari jalur Gaza utara ke bagian selatan jalur tersebut”, tambah laporan.

“Hal ini juga diamini pengamat Inggris, Poniscjakova lagi. Ia mengatakan pendekatan yang lebih konfrontatif secara langsung dari Hamas mungkin muncul karena adanya kebutuhan.

“Sementara itu, Hamas juga disebut melakukan “perpanjangan waktu” sebagai salah satu cara lainnya. Ini dikatakan pengamat sebagai “strategi terhebat” yang dimiliki kelompok itu.

“Waktu adalah sahabat Hamas. Semakin lama perang berlangsung, semakin banyak korban sipil yang akan jatuh, dan ini menguntungkan Hamas karena menurunkan citra Israel,” ujar Poniscjakova.