Kedatangan Kapal Selam Nuklir AS Menimbulkan Ketegangan antara Kim Jong Un dan Biden di Korsel

by -866 Views

Ketegangan di Semenanjung Korea berpotensi semakin meningkat setelah sebuah kapal selam nuklir Amerika Serikat (AS) tiba di pelabuhan utama Korea Selatan pada Minggu (17/12/2023). Ini merupakan kapal selam nuklir AS yang tiba di negara tersebut dalam dua bulan terakhir, di tengah laporan uji coba rudal terbaru Korea Utara.

Sebagaimana dikonfirmasi oleh angkatan laut Korea Selatan kepada kantor berita Yonhap, kapal perang kelas Virginia USS Missouri, yang juga diberi nama SSN-780, telah tiba di salah satu pangkalan angkatan laut utama negara tersebut di kota pelabuhan Busan, sekitar 200 mil tenggara Seoul.

Kedatangan ini terjadi setelah Korea Selatan dan AS mengadakan pertemuan kedua Kelompok Konsultatif Pencegahan Nuklir di Washington pada Jumat. “Dengan pengerahan kapal perang AS, kami berencana untuk memperkuat pertukaran angkatan laut dan kerja sama dengan AS, serta memperkuat postur pertahanan bersama,” kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.

Dalam pernyataan setelah pertemuan tersebut, AS menegaskan kembali komitmennya terhadap Korea Selatan dan memperingatkan bahwa serangan nuklir dari Korea Utara akan berarti berakhirnya “rezim” pemimpin Kim Jong Un.

Pada November, kapal selam nuklir AS lainnya, USS Santa Fe, juga tiba di Korea Selatan, di pangkalan di Pulau Jeju. Sekitar waktu yang sama, kapal induk USS Carl Vinson tiba di Busan untuk membantu meningkatkan pencegahan Korea Utara.

Sementara itu, Korut dilaporkan telah menembakkan rudal balistik jarak pendek pada Minggu malam waktu setempat. Pernyataan resmi diberikan Korea Selatan (Korse) dan Jepang yang memantau hal itu. “Militer kami mendeteksi rudal balistik jarak pendek yang diluncurkan dari wilayah Pyongyang menuju Laut Timur sekitar pukul 22:38 pada hari Minggu,” kata Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Korsel, mengacu pada perairan yang juga dikenal sebagai Laut Jepang, dikutip AFP Senin (18/12/2023). “Rudal tersebut terbang sekitar 570 kilometer (354 mil) sebelum mendarat di Laut Timur,” tambahnya.