Raja Dagang Jokowi, Namun Ekonomi RI Terkendala Stagnansi di 5%

by -137 Views

Indonesia berhasil mencatatkan surplus neraca perdagangan selama 43 bulan berturut-turut hingga November 2023. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada bulan November 2023, surplus neraca perdagangan mencapai USD 2,41 miliar. Namun, tren besaran surplus neraca dagang RI mengalami penurunan seiring dengan anjloknya harga komoditas.

Meski demikian, Chief Economist CNBC Indonesia, Anggito Abimanyu, menyatakan bahwa surplus neraca perdagangan bukanlah tujuan akhir. Surplus seharusnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Ketika terjadi surplus neraca perdagangan namun ekonomi RI hanya tumbuh sebesar 5%, hal ini menunjukkan adanya ketidaksinkronan. Hal ini dapat disebabkan oleh kebijakan yang tidak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, kondisi surplus juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti nilai tukar dan harga komoditas. Hasil ulasan editorial CNBC Indonesia terhadap kinerja neraca dagang RI dapat disimak dalam dialog Andi Shalini dan Dina Gurning dengan Managing Editor CNBC Indonesia, Maikel Jefriando, dan Chief Economist CNBC Indonesia, Anggito Abimanyu dalam program Squawk Box, CNBC Indonesia (Senin, 18/12/2023).