Rencana Jonggol Sebagai Ibu Kota Baru RI Dibatalkan, Saran Soeharto Diperhatikan oleh SBY

by -115 Views

Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi memutuskan ibu kota negara baru pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berada di daerah Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur. Namun, rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta sejatinya telah ada sejak Orde Lama, namun bukan di Kalimantan.

Penetapan pemindahan ibu kota baru merupakan perjalanan panjang dan rumit. Setiap presiden berkuasa selalu mewacanakan dan selalu memunculkan euforia sesaat bagi kota-kota yang menjadi objek pemindahan.

Di era Presiden Soekarno, ibu kota hendak dipindah ke Palangkaraya pada 1950-an. Ketika hal itu direncanakan Palangkaraya belum menjadi kota besar seperti sekarang. Sayangnya, mimpi besar Soekarno itu tidak pernah terealisasi hingga kejatuhannya pada 1966-1967.

Berlanjut ke era Soeharto ada juga wacana pemindahan ibu kota. Wacana ini baru muncul di tahun 1997 dengan menyiapkan Jonggol sebagai ibu kota baru Indonesia. Jonggol dipilih karena masih dekat dengan Jakarta dan sudah terhubung dengan tol Jagorawi. Namun, rencana ini muncul di waktu yang tidak tepat.

Kita semua tahu pada tahun 1997 krisis ekonomi melanda. Krisis ekonomi ini kemudian merembet ke krisis politik yang membuat Soeharto pun terjungkal dari kursi kekuasaan selama 32 tahun.

Di era Reformasi, wacana pemindahan ibu kota tidak terlalu menjadi fokus utama era kepresidenan BJ Habibie, Gus Dur dan Megawati. Tentu ini bisa terjadi karena Indonesia sedang fokus memulihkan perekonomian dan kondisi politik. Barulah di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), wacana pindah ibu kota muncul lagi.

Pada masa SBY, muncul beberapa kandidat ibu kota negara. Salah satunya Palembang. Palembang adalah kota tua sudah lama berkembang di Sumatera Selatan. Kota sungai ini kebetulan terkait dengan kerajaan Sriwijaya di masa lalu.

Isu Palembang sebagai kandidat ibukota negara tentu disambut masyarakat Palembang. Kandidat lain, Lampung Timur, wilayah yang menjadi tujuan transmigrasi di era Orde Baru. Pemilihan daerah ini karena tidak jauh dari sumber pangan. Lampung Timur sama seperti Palembang yang dekat dengan Belitang sebagai lumbung beras Sumatra Selatan. Kandidat lainnya lagi Karawang, Jawa Barat. Kota ini dipilih karena dekat dengan Jakarta dan jadi kota dengan sumber pangan mumpuni. Selain itu, ada pula Jonggol dan Palangkaraya. Setiap daerah yang daerahnya diwacanakan akan menjadi ibu kota biasanya akan menyambut gembira. Isu semacam ini bisa mendongkrak harga tanah. Namun, sampai penghujung kekuasaan, kandidat-kandidat itu hanya sebatas kajian saja. SBY lebih memilih menjadikan Jakarta sebagai ibu kota negara dengan perbaikan di sana-sini. Barulah di era Jokowi, wacana pemindahan ibu kota benar-benar dilaksanakan. Pembangunan mulai dilakukan dan pemindahan lembaga kementerian dan aparatur negara perlahan mulai berjalan.