Peltu Bayani, seorang prajurit Kopassus yang terkenal, memiliki keberanian dan keahlian luar biasa. Dia dikenal memiliki kemampuan menembak dan membaca jejak yang sangat baik, terutama dalam operasi di Papua di mana ia seringkali tidak menggunakan sepatu dan hanya memakai celana pendek. Bayani direkomendasikan oleh Mayor Zacky Anwar, yang mengenalnya dari operasi di Irian Barat.
Pada operasi pembebasan sandera Mapenduma, saya menugaskan Tim Kasuari yang dipimpin oleh Bayani. Operasi ini sulit karena lokasi penyanderaan berada di tengah hutan, di mana operasi pembebasan sandera biasanya sulit untuk berhasil. Kami terkendala oleh minimnya peralatan dan informasi intelijen yang terbatas.
Ketika para pakar asing dari Inggris memberikan informasi mengenai posisi komandan pasukan GPK Kelly Kwalik dan para sandera menggunakan teknologi canggih, Bayani menolak informasi tersebut. Dengan pengetahuan lokalnya, Bayani yakin bahwa posisi yang disebutkan oleh para pakar tersebut tidak mungkin benar. Akhirnya, saya memutuskan untuk percaya pada insting Bayani dan menyerang enam sasaran sesuai dengan hasil kajian tim intelijen kami. Akhirnya, operasi pembebasan sandera Mapenduma berhasil dilaksanakan dan 23 orang sandera berhasil diselamatkan.
Keberhasilan operasi ini membawa kebanggaan bagi TNI dan Indonesia. Saya menyadari bahwa keberhasilan ini juga berkat keberanian dan kecerdasan seorang bintara seperti Bayani. Keberhasilan ini juga membentuk pemahaman saya akan pentingnya tentara yang unggul bagi negara, meskipun sebagai bangsa kita mencintai perdamaian. Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa keberanian dan kecerdasan seorang prajurit dapat memberikan kontribusi besar dalam melindungi bangsa dan negara.
