Bos Bapanas Ramal Kapan Harga Beras Turun Setelah Tembus Rp16.400

by -236 Views

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan tanda-tanda harga beras akan segera turun, salah satunya dengan dibantu oleh intervensi yang dilakukan pemerintah. Saat ini, data pemerintah menunjukkan, harga beras masih dalam tren kenaikan dan masih cetak rekor baru hari ini.

Dalam rangka menghadapi Ramadan dan Idul Fitri 2024, kata Arief, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta Kementerian dan Lembaga untuk fokus mempersiapkan stok pangan dan kebutuhan pokok lainnya, guna menjaga kestabilan harga dan mencegah kelangkaan.

“Hari ini inflasi yang paling tinggi adalah beras. Jadi beras ini menjadi concern dari Pak Presiden (Jokowi) untuk mempercepat top up stok (beras) Bulog,” kata Arief saat ditemui wartawan di hotel The Margo Depok, Jawa Barat, Selasa (27/2/2024).

Arief menekankan, stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang harus dikuasai Bulog minimal 1,2 juta ton beras. Sementara, data terakhir yang dihimpunnya tercatat stok beras berada di angka 800 ribu ton, dan beras yang sedang dalam perjalanan berada di kisaran 500 ribu sampai dengan 600 ribu ton.

Adapun upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga, kata Arief, pemerintah akan mengisi stok beras baik di ritel modern maupun pasar tradisional dengan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Perum Bulog.

Arief mengklaim ketersediaan beras di pasar tradisional dan ritel modern akan selalu aman, meski memerlukan waktu yang cukup lama dalam proses distribusinya, karena perlu dilakukan pengemasan ulang dari yang sebelumnya karung beras ukuran 50 kg menjadi 5 kg.

“Tapi saya pastikan bahwa stok ini cukup sampai dengan Lebaran,” tuturnya.

Selain itu, Arief menyebut sejumlah wilayah sentra produksi padi yang sudah mulai memasuki masa panen. Seperti Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Demak, Sumatra Selatan, Bintan. Bahkan, lanjutnya, harga gabah juga sudah mulai terkoreksi, dari yang sebelumnya Rp8.000-Rp8.600, hari ini rata-rata nasional sudah berada di Rp7.100.

“Biasanya kalau harga beras itu, apa kata harga gabah. Jadi kalau harga (beras) secara mudahnya 2 kali (dari harga gabah) gitu. Kalau harga gabahnya Rp8.000, maka harga beras itu akan Rp16.000 (per kg). Nah, kita harapkan dengan harga gabah yang sekitar Rp7.000, itu artinya bisa mengoreksi harga beras yang ada di pasar,” terang dia.

“Jadi kalau melihat harga beras yang hari ini harganya di bawah Rp13.000 (per kg) itu adalah beras intervensi dari pemerintah. Karena nggak mungkin penggiling padi bisa memproduksi beras dengan harga di bawah itu tanpa bantuan beras Bulog untuk makan provinsi,” pungkas Arief.

Pecah Rekor Lagi

Sementara itu, Panel Harga Badan Pangan menunjukkan, harga beras hari ini, Selasa (27/2/2024), naik Rp50 ke Rp16.420 per kg untuk jenis premium dan naik Rp30 ke Rp14.330 per kg jenis medium.

Sepekan lalu, 20 Februari 2024, harga beras premium tercatat di Rp16.160 per kg dan jenis medium diRp14.120 per kg.

Harga tersebut adalah rata-rata harian nasional di tingkat pedagang eceran.

Sementara itu, Informasi Pangan Jakarta mencatat, harga beras untuk semua jenis hari ini mengalami kenaikan. Kecuali beras IR 42/ Pera yang turun Rp268 ke Rp15.934 per kg.

Harga beras di Jakarta hari ini naik Rp133 ke Rp15.551 per kg untuk jenis IR.I (IR 64), lalu IR.II (IR64/ Ramos) naik Rp104 ke Rp15.051 per kg, beras IR.III (IR 64/ Medium) naik Rp168 ke Rp14.545 per kg, beras Muncul I naik Rp62 ke Rp16.444 per kg, dan beras Setra I/ Premium naik Rp116 ke Rp16.042 per kg.

Harga beras Medium tertinggi hari mencapai Rp18.000 per di Pasar Petojo Ilir dan terendah Rp11.000 per kg di Pasar Jembatan Lima. Sedangkan harga tertinggi beras Premium hari ini dilaporkan mencapai Rp20.000 per kg di Pasar Pluit.