Israel Extremist Group Forces Invasion of Gaza Territory, Terrifying!

by -160 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Kelompok ekstremis Israel telah menyerang wilayah Gaza, dengan tujuan merebut wilayah dan membangun pemukiman ilegal. Mereka berhasil menembus pos penjagaan Tentara Israel atau Israel Defense Forces (IDF).

Kejadian ini terjadi di daerah Erez, yang berbatasan langsung dengan wilayah Utara Gaza. Para ekstremis Israel menggelar aksi kekerasan dengan menembus pos pemeriksaan IDF, demikian dijelaskan oleh militer Israel dalam sebuah pernyataan yang dilansir oleh The New Arab, Sabtu (2/3/2024).

Insiden ini dimulai dengan kedatangan massa sayap kanan Israel yang berkumpul di kota Sderot, titik terdekat dengan Jalur Gaza, sebelum membentuk konvoi dan menuju Erez untuk menyerbu pos pemeriksaan IDF.

Kelompok ini membawa pita oranye, yang menjadi identitas gerakan sayap kanan ekstremis Israel. Mereka bertujuan untuk merebut kembali pemukiman ilegal Gush Katif di Gaza, yang ditinggalkan saat Israel menarik diri dari wilayah Palestina pada tahun 2005.

Beberapa anggota kelompok berhasil memasuki wilayah Gaza sejauh setengah kilometer, sementara yang lain membangun dua bangunan di perbatasan sebagai simbol niat mereka untuk menduduki tanah Palestina berdasarkan hukum internasional.

Seorang anggota gerakan tersebut menginformasikan kepada Anadolu Agency bahwa 500 keluarga secara sukarela kembali menempati Gaza, dengan klaim bahwa Israel hanya akan aman jika pemukiman dan kota Yahudi didirikan di dalam Gaza.

Gerakan ekstremis sayap kanan Israel ini dilaporkan memiliki hubungan dekat dengan politisi sayap kanan seperti Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang merupakan bagian dari pemerintahan koalisi di bawah pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Gerakan yang dikenal sebagai gerakan ‘kembali’ atau ‘return’ dan ‘settlement’ atau ‘pemukim’ Israel itu mengadvokasi berdirinya Israel Raya yang mencakup seluruh Tepi Barat dan Gaza, bahkan merambah wilayah Yordania, Suriah, Lebanon, dan Mesir, dengan visi Israel tanpa warga Palestina dan non-Yahudi.

Kondisi ini semakin memperburuk keadaan masyarakat Palestina di Gaza, khususnya Gaza Utara. Lebih dari 85% penduduk Gaza saat ini tinggal di wilayah selatan, mayoritas di antaranya adalah warga Palestina yang mengungsi akibat serangan brutal Israel di wilayah utara sejak 7 Oktober 2024.

Ben-Gvir dan Smotrich secara terang-terangan berharap bahwa penduduk Palestina di Gaza akan “berimigrasi” agar pemukiman Yahudi-Israel dapat dilakukan di wilayah Palestina.

AS telah memperingatkan Israel untuk tidak mengusir atau memukimkan kembali warga Gaza. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyatakan pada bulan Januari bahwa “Gaza adalah tanah Palestina dan akan tetap menjadi tanah Palestina”.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya:
Gempuran Israel Menggila, Hamas Janjikan Kekuatan Penuh

(fab/fab)