Presiden Rusia Vladimir Putin bersiap untuk kembali memenangkan pemilihan presiden yang akan berlangsung pada 15-17 Maret 2024, di tengah perang yang masih berlangsung antara Rusia dan Ukraina. Putin telah menjabat sebagai presiden Rusia selama lebih dari 20 tahun. Pengaruh kepemimpinannya terhadap perang dan hubungan Rusia dengan negara lain sangat signifikan.
Putin memfokuskan kampanyenya pada janji untuk menyelesaikan konflik di Ukraina, dengan menggambarkannya sebagai pertempuran melawan Barat demi keberlangsungan Rusia dan penduduknya. Di sisi lain, Ukraina dan sekutunya menganggap invasi Rusia sebagai tindakan agresi yang tidak beralasan.
Ketahanan ekonomi Rusia menjadi faktor penting dalam kekuasaan Putin, terutama dalam menghadapi sanksi dari negara-negara Barat. Meskipun sektor energi Rusia cukup kuat, pertumbuhan ekonomi dijaga dengan mesin pertahanan militer yang semua produsen senjata.
Dalam kampanyenya, Putin menjanjikan berbagai program untuk mendukung keluarga muda, layanan kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya. Namun, banyak pengamat memperkirakan bahwa Putin akan semakin memperketat kebijakan dan meningkatkan kegiatan perang jika terpilih kembali.
Kemenangan Putin diprediksi akan memperkuat kebijakan luar negeri Rusia, dengan lebih agresif dalam hubungan dengan negara lain. Putin juga bisa memperdalam perpecahan di Barat dengan disinformasi dan propaganda. Kemenangan Putin dalam pemilihan juga akan menguatkan aliansi Russia dengan China, India, dan negara-negara Selatan.
Sebagai tambahan, dalam kemenangan Putin diprediksi akan meningkatkan penindasan terhadap aktivis oposisi dan kritikus perang, serta memberantas tanda-tanda perbedaan pendapat. Putin juga akan menggunakan kemenangannya sebagai bukti dukungan publik terhadap perang yang dia lakukan.