Situasi Panas! Jet Tempur Jepang Mengejar Pesawat Pengintai Rusia

by -153 Views

Jet tempur Jepang dikerahkan dua kali pada hari Kamis (25/4/2024) untuk mengejar pesawat militer Rusia yang diduga melakukan kegiatan pengintaian. Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan bahwa ada pesawat pengumpul intelijen Il-20M Angkatan Udara Rusia di pagi hari dan pesawat patroli maritim Il-38M Angkatan Laut Rusia di sore hari. Il-20M sempat melakukan penerbangan jarak jauh ke arah Barat Daya, sepanjang garis pantai Barat pulau utama Jepang, Hokkaido, dan Honshu.

Kedua pesawat tersebut kemudian berbelok menuju Teluk Peter the Great, tempat markas besar Armada Pasifik Rusia berada, sesuai dengan jalur penerbangannya. Jepang, sebagai sekutu lama perjanjian keamanan Amerika Serikat (AS), berbagi perbatasan maritim dengan Korea Selatan, yang juga sekutu Washington. Namun, Tokyo juga bertetangga dengan rival potensial seperti Rusia, Korea Utara, dan China.

Negeri Sakura secara rutin melaporkan pergerakan pesawat dan kapal militer terkemuka di sekitar wilayah kepulauannya. Pangkalan angkatan udara Jepang di utara terakhir kali mengerahkan jet tempurnya untuk melawan Il-20M Rusia pada awal Februari, salah satu dari 174 kali jet Jepang mencegat pesawat militer Rusia pada tahun keuangan 2023 yang berakhir pada 31 Maret.

Manuver tanggal 25 April yang ditangkap oleh Jepang adalah serangan pertama yang dilakukan pesawat pengintai Rusia pada tahun anggaran ini, setelah sepasang pembom Tu-95MS dan pesawat tempur pengawal Su-30SM terbang di atas laut utara Jepang awal bulan ini. Peta terpisah oleh Newsweek minggu ini menggambarkan lusinan penerbangan di sekitar Jepang oleh pesawat militer Rusia dan China, memicu hampir 700 peluncuran darurat armada angkatan udara Jepang dalam 12 bulan terakhir.

Pesawat Il-20M dan Il-38M adalah pesawat Ilyushin rancangan era Uni Soviet. Il-20M dibuat untuk pengumpulan intelijen elektronik, sementara Il-38M dibuat untuk perang anti-kapal selam. Il-38N, dikenal dengan nama pelaporan NATO May, masih beroperasi dengan penerbangan angkatan laut Rusia.

Dengan demikian, pesawat-pesawat tersebut menjadi sorotan konflik di wilayah Asia Timur.