Dolar Melonjak, Kedelai Tetap Impor, Harga Tahu Tempe Stabil?

by -130 Views

Tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih berlanjut, dengan nilai tukar rupiah mencapai di atas Rp16.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Namun, harga kedelai di dalam negeri tidak terdampak secara signifikan oleh pelemahan rupiah, meskipun kedelai mayoritas masih diimpor.

Menurut Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifudin, harga kedelai di pasar dunia sedang turun seiring dengan ketersediaan melimpahnya. Produksi kedelai di negara-negara produsen utama seperti Amerika Serikat (AS), Brasil, dan Argentina meningkat berkat teknologi canggih yang mereka miliki.

Meskipun China telah mengimpor sekitar 100 juta ton kedelai per tahun, produksi Brasil yang semula 70 juta ton per tahun kini mencapai 130-140 juta ton per tahun karena efisiensi dan produktivitas yang lebih baik. Hal ini menjaga suplai kedelai di dunia tetap cukup.

Kebutuhan kedelai di Indonesia sekitar 3 juta ton per tahun, namun harga kedelai yang rendah saat ini membuat harga kedelai yang diimpor masih dalam batas wajar atau normal. Meskipun nilai dolar naik, harga kedelai di pasar internasional masih tergolong rendah.

Aip menegaskan bahwa kenaikan dolar tidak memberikan dampak signifikan pada harga kedelai di Indonesia karena produksi yang meningkat menjaga harga tetap stabil. Harga kedelai di Indonesia sekitar Rp10.000-Rp11.000 per kg, masih dalam batas normal.

Dengan demikian, harga kedelai di Indonesia masih stabil meskipun terjadi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.