Pasukan Israel Dalam Kekacauan, Banyak yang Membelot dan Menyerah

by -189 Views

Pasukan Israel membelot dan ‘mengibarkan bendera putih’ di Gaza. Para tentara Israel mengaku kelelahan dengan perang yang berlangsung hampir tujuh bulan itu. Sebanyak 30 anggota Pasukan Pendudukan Israel (IOF) membelot dan menolak mematuhi perintah invasi darat di kota Rafah, Gaza.

Mereka yang berasal dari kompi pasukan terjun payung cadangan yang tergabung dalam Brigade Pasukan Terjun Payung reguler menolak untuk datang karena sudah tidak mampu melakukannya lagi. Penolakan ini menjadi indikasi berkurangnya pasukan cadangan setelah pertempuran berbulan-bulan.

Perempuan wajib militer di Israel juga menolak menjadi tentara pengintai di dekat garis pemisah dengan Gaza. Mantan Kepala Direktorat Operasi IOF Israel, Ziv, menyatakan penolakan terhadap serangan militer di Rafah disebabkan oleh tidak adanya rencana tata kelola pasca operasi. Dia bahkan menyebut operasi tersebut sebagai operasi “bunuh diri”.

Risiko invasi Rafah dianggap tinggi karena wilayah tersebut strategis, ramai, dan sulit diperjuangkan. AS dan Mesir juga sangat sensitif terhadap Rafah karena merupakan sekutu Israel dan tetangga Gaza. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk melancarkan serangan ke Rafah di Gaza selatan, meskipun Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sedang berupaya memajukan perundingan gencatan senjata.

Proses perundingan gencatan senjata dilakukan untuk membebaskan sandera, memberikan bantuan kepada masyarakat, mencegah serangan Israel ke Rafah, dan mengurangi kerugian warga sipil. Netanyahu bertekad untuk memasuki Rafah dan menghancurkan batalion Hamas di sana, tanpa harus menunggu kesepakatan gencatan senjata tercapai.

Netanyahu mendapat tekanan dari mitra pemerintahannya untuk tidak menghentikan serangan tanpa mencapai semua tujuan, termasuk menginvasi Rafah. Pemerintahannya bisa terancam jika dia menyetujui kesepakatan yang mencegah invasi Rafah karena anggota kabinet garis keras mendesak serangan terhadap wilayah tersebut.