PBB Menyebut Indonesia Saat Memberikan Peringatan Bencana

by -105 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyentuh masalah kondisi di Asia, termasuk Indonesia, dalam sebuah laporan tentang kenaikan permukaan air laut dalam 30 tahun terakhir.

Laporan dari Badan Meteorologi Dunia (WMO) berjudul “State of the Climate in Asia 2023” memuat kenaikan permukaan laut dari Januari 1993 hingga Mei 2023. Banyak area menunjukkan Global Mean Sea Level (GMSL) di atas rata-rata global yaitu 3,4 atau ± 0,33 mm per tahun.

Khusus untuk Indonesia, laporan tersebut ditandai dengan warna kuning, yang mengindikasikan peringatan.

Menurut laporan USAID pada tahun 2016, kenaikan permukaan air laut diperkirakan dapat menyebabkan 2.000 pulau kecil tenggelam pada tahun 2050. Hal ini berarti 42 juta penduduk berisiko kehilangan tempat tinggalnya.

Sementara itu, laporan WMO berisi mengenai laju percepatan indikator perubahan iklim utama seperti suhu permukaan, pencairan gletser, dan kenaikan permukaan air laut. Asia menjadi wilayah dengan bencana alam terbanyak terkait perubahan iklim dan pemanasan yang lebih cepat dari rata-rata global.

Tren ini meningkat dua kali lipat dari tahun 1961-1990. Banyak negara di Asia mengalami tahun terpanas pada tahun sebelumnya, yang disertai dengan kekeringan, gelombang panas, banjir, dan badai.

Total ada 79 bencana terkait hidrometeorologi yang dilaporkan di Asia sepanjang tahun lalu. Lebih dari 80% terkait banjir dan badai dengan lebih dari 2.000 korban jiwa dan 9 juta orang terdampak akibat bencana tersebut.

Panas ekstrem berkaitan dengan risiko kesehatan, namun belum ada kematian yang dilaporkan di Asia. WMO juga memperingatkan akan perlunya kesiapsiagaan untuk menyelamatkan banyak nyawa di wilayah tersebut.

“Dalam tahun 2023, negara-negara yang rentan menghadapi dampak yang tidak proporsional. Sebagai contoh, topan tropis Mocha, topan terkuat di Teluk Benggala dalam satu dekade terakhir, melanda Bangladesh dan Myanmar,” kata Sekretaris Eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial untuk Asia dan Pasifik (ESCAP), Armida Salsiah Alisjahbana, yang turut berkontribusi dalam penyusunan laporan WMO.

“Ia menambahkan, “Peringatan dini dan kesiapsiagaan yang lebih baik telah menyelamatkan ribuan nyawa.”