Tantangan dan Harapan Sektor ESDM Era Pemerintahan Prabowo-Gibran

by -139 Views

Pemilihan Umum (Pemilu) secara resmi telah menetapkan pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto Djojohadikusumo dan Gibran Rakabuming Raka, sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih hasil Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2024 melalui sidang pleno terbuka di kantor KPU, Jakarta, Rabu (24/4/2024). Penetapan itu dilakukan KPU setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) yang dilayangkan para pemohon, yakni pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 dan 03, yaitu Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mohammad Mahfud Mahmodin. Dasar hukum penetapan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wapres terpilih adalah Keputusan KPU Nomor 504 Tahun 2024 tentang Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Dalam Pemilu 2024. Secara akumulatif, Prabowo-Gibran meraup 96.214.691 suara atau 58,59% dari total suara sah pilpres lalu yang tercatat sebanyak 164.227.475 suara. Mengacu kepada Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilu 2024, pengucapan sumpah/janji presiden akan berlangsung pada Minggu 20 Oktober 2024.

Prosesi yang tercakup dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 itu akan dilakukan di hadapan seluruh pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2024-2029. Menjelang pengucapan sumpah/janji presiden, dinamika politik tanah air terus menghangat. Salah satunya berkaitan dengan arsitektur kabinet di era pemerintahan Prabowo-Gibran. Sejumlah nama pun disebut-sebut akan menjadi menteri maupun wakil menteri untuk memimpin kementeriankementerian yang ada.

Melalui tulisan ini, penulis ingin memfokuskan kepada sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) yang krusial di tengah era transisi energi seperti sekarang dan kementerian ini memiliki tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ESDM untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Apalagi, target pemerintahannya yang baru tidaklah mudah di mana Prabowo-Gibran menargetkan pertumbuhan ekonomi 8% dalam kurun waktu 2-3 tahun pertama pemerintahannya. Terbaru, hal itu disampaikan Prabowo saat berbicara dalam Qatar Economic Forum di Doha, Qatar, 15 April 2024. “Saya sangat percaya diri. Saya sudah berbicara dengan tim pakar kami, saya mempelajari data, saya sangat percaya kita bisa dengan mudah mencapai 8%,” katanya.

Paparan Prabowo ketika menjadi salah satu pembicara dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Rabu (8/11/2023), masih teringat jelas di memori penulis. Dalam acara tersebut, beliau menekankan urgensi pertahanan terhadap ekonomi Indonesia. “Kuncinya berkali-kali saya bicara adalah swasembada pangan, swasembada energi, dan swasembada air,” begitu katanya.

Berbicara tentang sektor energi, tidak terlepas dari pembahasan mengenai minyak bumi. Lifting minyak di Indonesia terus menurun dan SKK Migas hanya mencapai 605 ribu barel minyak per hari pada tahun lalu, di bawah target yang sudah ditetapkan APBN 2023. Selain itu, investasi hulu migas juga masih harus ditingkatkan untuk mencapai potensi yang lebih besar dalam pengembangan sumber daya alam tersebut.

Selanjutnya, pengembangan energi baru dan energi terbarukan juga menjadi fokus utama dalam upaya transisi energi yang dilakukan pemerintah. Potensi EBT di Indonesia masih besar dan diperlukan kerjasama antara pemerintah dan swasta untuk memaksimalkan pemanfaatannya. PLN pun terus melakukan kerja-kerja konkret dalam mengembangkan EBT, termasuk menyusun skenario transisi energi untuk mengurangi penggunaan batu bara dalam pembangkit listrik.

Dengan upaya yang terus dilakukan, diharapkan sektor energi di Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang besar bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Source link