Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa kondisi perekonomian global hingga paruh pertama tahun ini masih belum membaik, yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi global terus stagnan.
Ia menjelaskan bahwa penyebab stagnasi ekonomi global adalah konflik geopolitik yang belum terselesaikan, gejolak Pemilu di beberapa negara maju, dan belum pulihnya rantai perdagangan global akibat perang tarif yang dipicu oleh over produksi industri di China.
Sri Mulyani juga menyoroti tren suku bunga bank sentral negara maju yang masih tinggi, terutama Bank Sentral AS (The Federal Reserve atau The Fed) yang sulit menurunkan tingkat inflasi. Tingginya suku bunga acuan The Fed ini telah menyebabkan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Masalah ekonomi global ini diprediksi akan berdampak pada kondisi domestik, seperti merosotnya neraca perdagangan dan penerimaan negara, khususnya dari sisi perpajakan. Sri Mulyani menekankan pentingnya kehati-hatian dalam mengelola APBN dan perekonomian domestik mengingat dampak dari hubungan antar negara dan sentimen pasar uang.
Artikel ini juga dapat dibaca di sini.