Fakta Baru Ledakan Lebanon: Hizbullah Marah

by -47 Views

Situasi di Timur Tengah masih terus memanas. Setelah terjadi ratusan ledakan yang diduga melibatkan pager dan walkie-talky Hizbullah yang disinyalir dilakukan oleh Israel, kini Lebanon mengumumkan bahwa mereka sedang dalam keadaan perang dengan pasukan Zionis tersebut. Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati menyatakan bahwa negaranya sedang dalam keadaan perang setelah terjadi ledakan massal yang mengakibatkan kematian lebih dari 30 orang dan melukai ribuan lainnya selama dua hari berturut-turut.

Jet tempur Israel dilaporkan telah menyerang sekitar 100 target di Lebanon selatan yang diduga sebagai peluncur roket Hizbullah. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengkonfirmasi serangan tersebut sebagai upaya untuk melemahkan kemampuan Hizbullah dalam melancarkan serangan ke Israel.

Sebagai respons, Hizbullah meluncurkan setidaknya 140 roket ke wilayah Israel setelah Lebanon selatan menjadi sasaran serangan. Pasukan dari Irak dan Iran juga mengumumkan bahwa mereka akan mengirimkan bantuan dan pasukan ke Lebanon untuk membantu Hizbullah dalam melawan serangan Israel.

Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, menyatakan bahwa serangan yang terjadi melampaui batas merah dan bahwa mereka akan membalas serangan tersebut. Investigasi awal oleh otoritas Lebanon menemukan bahwa perangkat komunikasi yang meledak telah dipasangi bahan peledak sebelum tiba di negara tersebut dan mereka menuduh Israel bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Organisasi kesehatan PBB, WHO, mulai mengirimkan bantuan ke Lebanon untuk menangani ribuan korban luka akibat ledakan perangkat komunikasi. Maskapai penerbangan seperti Delta Air Lines dan beberapa maskapai lainnya juga telah menangguhkan penerbangan ke Israel akibat ketegangan yang terjadi di wilayah tersebut.

Keseluruhan perkembangan terbaru ini memberikan gambaran bahwa situasi di Timur Tengah masih sangat kacau dan memerlukan respons internasional yang cepat dan efektif untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dari konflik tersebut.