Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pidato terbarunya di Sidang Ke-79 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Jumat, 27 September, menyatakan bahwa perang di Timur Tengah masih terus berlanjut. Netanyahu berjanji untuk melanjutkan perang Israel di Gaza dan Libanon meskipun pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, tewas.
Hizbullah Lebanon juga bersumpah untuk memperkuat pertempuran melawan Israel dan Iran sebagai pendukungnya. Mereka menyebut semangat perlawanan semakin kuat setelah kematian Sinwar di Gaza.
Netanyahu bersumpah untuk melanjutkan perang setelah pembunuhan Sinwar. Pertempuran telah meluas dari Gaza hingga ke Libanon selatan dan wilayah lainnya di negara itu.
Menurut Netanyahu, perang belum berakhir dan ia akan melanjutkannya sampai para sandera yang ditahan oleh Hamas dibebaskan. Hal ini berbeda dengan pandangan pemimpin Barat, termasuk Presiden AS Joe Biden, yang melihat kematian Sinwar sebagai peluang untuk mengakhiri konflik.
Amerika Serikat ingin memulai pembicaraan tentang gencatan senjata dan pembebasan para sandera setelah kematian Sinwar. Hamas sendiri belum memberikan komentar secara resmi terkait kematian Sinwar, namun sumber internal di kelompok tersebut mengindikasikan bahwa Sinwar memang telah tewas dalam operasi Israel di Gaza.
Sinwar, yang merupakan pemimpin Hamas setelah pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran, diyakini bersembunyi di terowongan Hamas di Gaza sebelum terbunuh dalam baku tembak dengan pasukan Israel.
Momen kematian Sinwar direkam oleh drone militer Israel di mana Sinwar terlihat terluka di dalam bangunan yang hancur. Video tersebut juga menunjukkan upaya terakhir Sinwar dengan melemparkan tongkat ke drone sebelum akhirnya tewas.
Hamas tidak memberikan respons langsung terkait kematian Sinwar namun indikasi dari dalam kelompok tersebut menyatakan bahwa Sinwar telah meninggal.