Perang di Timur Tengah semakin memanas dengan saling serang antara Houthi dari Yaman dan Israel. Houthi Yaman menembakkan rudal ke bandara Ben Gurion Israel setelah Israel menghantam bandara internasional Sanaa. Serangan ini dipicu oleh agresi Israel yang meningkatkan tekad rakyat Yaman untuk mendukung Palestina. Tidak ada rincian terkait kerusakan di Israel akibat serangan tersebut. Israel mengklaim menargetkan target militer Houthi yang diduga menjadi tempat penyelundupan senjata Iran ke Yaman.
Serangan Israel ke Yaman juga melibatkan bandara Sanaa dan beberapa target lain seperti fasilitas militer dan pembangkit listrik di kota pelabuhan Hodeida. Media Houthi melaporkan enam orang tewas dan 11 orang terluka akibat serangan itu. Serangan ini dipicu meningkatnya permusuhan antara Israel dan Houthi, yang merupakan bagian dari aliansi Iran terhadap Israel.
Selain itu, Israel juga melancarkan serangan ke Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza, yang menyebabkan kerusakan parah pada bangunan. Direktur RS Indonesia memohon bantuan untuk menjaga rumah sakit tetap berfungsi. Serangan ini menuai kritik dari DPR RI yang menyebutnya sebagai aksi keji. Israel juga menghadapi kritik dari Vatikan atas kekejaman di Gaza.
Para pakar memprediksi bahwa konflik antara Israel dan Palestina akan terus berlanjut bahkan pada tahun 2025. Beberapa ahli menilai bahwa perang tidak akan berakhir sampai Israel mengakhiri pendudukannya atas Palestina dan memberikan hak penentuan nasib kepada negara-negara tetangganya. Meskipun Israel telah mencapai beberapa tujuan dalam perang, perang masih berpotensi berlanjut terutama dengan dukungan AS di bawah pemerintahan Donald Trump. Inilah yang menjadi tantangan besar dalam penyelesaian konflik di Timur Tengah.