Indonesia masih memiliki ancaman gempa megathrust di Selat Sunda yang berpotensi memicu tsunami. Penelitian terbaru dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyoroti zona merah megathrust di Selat Sunda dan Pantai Selatan Jawa sebagai area yang rentan. Dalam menghadapi ancaman ini, Pemerintah Provinsi Banten terus melakukan langkah mitigasi dengan fokus pada edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
Langkah-langkah mitigasi yang dilakukan Pemprov Banten meliputi edukasi terhadap potensi ancaman megathrust dan cara-cara penyelamatan diri saat bencana terjadi. Selain itu, kolaborasi intensif dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dilakukan untuk memastikan langkah pencegahan yang efektif. Tujuan sinergi ini adalah memberikan peringatan dini dan panduan bagi masyarakat dalam menghadapi ancaman tsunami.
Secara terpisah, dampak terhadap sektor kelautan dan perikanan di Banten masih berjalan normal meskipun ada potensi dampak negatif. Namun, sektor pariwisata di Banten mungkin akan terpengaruh lebih besar. Peneliti BRIN, Nuraini Rahma Hanifa, mengungkapkan bahwa potensi megathrust di Selat Sunda dapat melepaskan gempa berkekuatan magnitudo 8,7 hingga 9,1 yang berpotensi memicu tsunami.
Untuk mengantisipasi potensi bencana, langkah-langkah seperti retrofitting bangunan di kawasan padat penduduk dan perlindungan terhadap kawasan wisata dilakukan. Mitigasi bencana yang komprehensif diharapkan dapat mengurangi risiko bencana di masa mendatang di Indonesia. Dengan kesiapsiagaan dan kerjasama yang baik antar lembaga terkait, Indonesia diharapkan lebih siap dalam menghadapi potensi gempa megathrust dan tsunami serta meminimalkan dampak yang ditimbulkan.
