Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia berharap revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) untuk periode 2025-2034 dapat segera difinalisasi dalam waktu satu minggu ke depan. Dalam draft RUPTL tersebut, penambahan kapasitas pembangkit listrik ditargetkan mencapai 70 Gigawatt (GW), dengan mayoritas berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT). Bahlil juga menyatakan bahwa diperlukan investasi sekitar Rp 1.100 triliun untuk mendanai proyek EBT, dengan rincian investasi interkoneksi jaringan listrik sebesar Rp 400 triliun dan pembangkit sekitar Rp 600-700 triliun. Menyusul target pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8% di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, peningkatan kapasitas pembangkit listrik dianggap cukup penting. Bahlil menekankan bahwa pengadaan power plant harus disesuaikan dengan kebutuhan dan pertumbuhan ekonomi, yang sesuai dengan target 8% yang telah disiapkan. Selain itu, video terkait pembangunan pembangkit listrik EBT secara masif oleh PLN dapat disaksikan dengan melalui link yang tersedia.
Rencana Listrik Baru RI: Penemuan yang Menjanjikan!
