Bitcoin kemungkinan akan menghadapi kemunduran besar sebagaimana yang terjadi pada tahun 2020. Peringatan ini datang dari Tara McAulay, CEO Pharos Fund dan mantan pendiri Alameda Research. McAulay mengingatkan bahwa banyak pelaku kripto terlalu yakin dengan stabilitas harga Bitcoin saat ini tanpa menyadari peningkatan leverage di pasar. Dalam wawancara di podcast Crypto Options Unplugged bersama David Brickell dari FRNT, McAulay menyatakan bahwa risiko likuidasi besar bisa terjadi dalam tiga bulan ke depan atau sepanjang tahun 2025.
Ia membandingkan situasi pasar sekarang dengan saat Maret 2020 di mana harga Bitcoin turun tajam hingga 85% dalam sehari, memicu salah satu aksi jual terbesar dalam sejarah kripto. Saat itu, kapitalisasi pasar Bitcoin merosot sekitar USD 40 miliar. McAulay menyoroti bahwa banyak pelaku pasar menggunakan leverage tinggi dengan asumsi volatilitas tetap rendah. Namun, jika harga Bitcoin turun 20%, bisa menyebabkan efek domino likuidasi yang lebih besar dan berisiko bagi mereka yang menggunakan leverage hingga 6-7 kali lipat.
Perubahan dalam pasar pinjaman kripto sejak 2022 juga membuat situasi semakin berbahaya. Leverage yang lebih terkonsentrasi di dalam bursa membuat aksi jual bisa terjadi lebih cepat dan lebih besar saat harga turun. McAulay berpendapat bahwa pasar mungkin kurang memperhitungkan risiko terjadinya peristiwa likuidasi besar dalam beberapa bulan ke depan, atau setidaknya sepanjang tahun 2025. Adanya ketidakpastian ini menegaskan pentingnya berhati-hati saat bertransaksi di pasar kripto yang volatil.