Para ekonom memperingatkan bahwa risiko ekonomi Amerika Serikat (AS) mengalami resesi meningkat pada tahun ini. Hal ini disebabkan oleh pendekatan yang kacau oleh Presiden AS, Donald Trump, terutama dalam perang dagang yang ia lakukan dengan kenaikan tarif yang berdampak negatif pada pasar. Wall Street mengalami penurunan tajam pada hari Senin, dengan investor khawatir akan ketidakpastian dalam kebijakan Trump. Indeks Dow Jones turun sebesar 1,5%, sedangkan S&P 500 turun 2,4%, yang disebabkan oleh anjloknya kepercayaan bisnis dan konsumen serta data ekonomi terbaru yang menunjukkan belanja konsumen turun signifikan di Januari. Para ekonom juga menyebut risiko ‘Trumpcession’ semakin meningkat karena tindakan nekat Trump dalam menerapkan tarif yang terputus-putus, yang memberikan dampak negatif pada investor global. Analis dari platform perdagangan XTB, Katleen Brooks, mengkritik kebijakan tarif Trump yang kacau dan menyarankan bahwa pasar mulai khawatir tentang prospek pertumbuhan ekonomi AS. Selain itu, ahli strategi valas dan makro di Convera menyatakan bahwa pemerintah AS mungkin sengaja merencanakan perlambatan ekonomi dengan menggunakan tarif untuk menciptakan lanskap yang lebih stabil. Meskipun demikian, kepala ekonom dari Berenberg Bank menegaskan bahwa ekonomi AS sebenarnya tangguh dan seharusnya tidak perlu dibesar-besarkan soal resesi. Menurutnya, ekonomi AS kuat dan tidak tergantung pada Donald Trump.
Siaga Risiko ‘Trumpcession’ Meningkat: Amerika Resesi
