Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446H, budaya belanja di Indonesia semakin terkoneksi dengan ekosistem digital. Seiring dengan tren belanja online yang meningkat, masyarakat Indonesia semakin gandrung bertransaksi di dunia maya, menghabiskan ribuan triliun rupiah melalui e-commerce setiap tahunnya. Sektor e-commerce menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia berkat populasi muda yang besar, penetrasi internet yang luas, dan daya beli masyarakat yang tangguh. Laporan e-Conomy SEA 2024 memperkirakan nilai ekonomi digital Indonesia akan terus meningkat hingga mencapai US$200-300 miliar pada tahun 2030.
Di Indonesia, sektor e-commerce memiliki Gross Merchandise Value (GMV) yang terus meningkat dan diperkirakan mencapai US$150 miliar pada 2030. E-commerce menjadi sektor dominan dalam ekonomi digital Indonesia, dengan pertumbuhan yang pesat dibandingkan sektor lain seperti transportasi, media digital, dan perjalanan daring. Mayoritas konsumen e-commerce di Indonesia adalah laki-laki dengan persentase 63%, sedangkan perempuan berkontribusi sebesar 37%. Kelompok usia 26-35 tahun merupakan konsumen terbesar di e-commerce diikuti oleh kelompok usia 18-25 tahun.
Kategori produk dengan penjualan tertinggi di e-commerce Indonesia meliputi produk perawatan kecantikan, makanan dan minuman, kesehatan, serta produk ibu dan bayi. Dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap belanja online, serta inovasi dalam sistem pembayaran dan logistik, sektor e-commerce Indonesia diprediksi akan terus berkembang. Digitalisasi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, dan ekonomi digital, khususnya e-commerce, diperkirakan akan semakin mendominasi transaksi keuangan di Indonesia.