Menteri Keuangan Pakistan, Muhammad Aurangzeb, telah mengadakan diskusi dengan otoritas keuangan dan para pakar industri mengenai landasan aturannya. Dia menekankan perlunya regulasi yang jelas, sistem perizinan yang baik, serta perlindungan bagi konsumen dalam sektor penambangan Bitcoin. Aurangzeb menyatakan bahwa untuk menarik investasi di sektor ini, Pakistan membutuhkan regulasi yang transparan dan infrastruktur yang solid.
Keputusan Pakistan untuk mengeksplorasi sektor penambangan Bitcoin terjadi saat berbagai negara mengambil pendekatan yang berbeda terhadap tren global ini. Sebagai contoh, Tiongkok yang dulunya menjadi pusat penambangan Bitcoin terbesar kini melarang aktivitas tersebut karena masalah konsumsi energi. Di sisi lain, Kazakhstan awalnya menyambut baik para penambang namun kemudian memberlakukan pajak tinggi dan regulasi yang lebih ketat.
Pakistan melihat potensi besar dalam langkah ini, terutama setelah mencatat surplus giro pada Desember 2024 sebesar USD 582 juta, lebih dari dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Dengan sumber daya listrik yang melimpah, Pakistan menganggap penambangan Bitcoin sebagai peluang untuk meningkatkan ekonomi nasional. Namun, tantangan yang dihadapi adalah memastikan pasokan listrik yang stabil, regulasi yang mendukung, dan infrastruktur yang memadai untuk bersaing di industri ini. Jika diimplementasikan dengan baik, energi yang tadinya terbuang bisa menjadi aset ekonomi yang sangat berharga bagi Pakistan.