Ketegangan di Timur Tengah mencapai titik tertinggi setelah serangan udara Israel terhadap fasilitas militer dan nuklir Iran pada Jumat (13/6/2025). Dampak dari insiden itu membuat sejumlah maskapai penerbangan besar dunia menghentikan atau mengalihkan rute penerbangan ke Tel Aviv, Teheran, serta kota-kota lain di kawasan. Langkah Israel tersebut cepat dibalas oleh Iran dengan meluncurkan drone ke wilayah Israel, yang kemudian membuat negara-negara di sekitarnya seperti Irak, Yordania, dan Suriah menutup wilayah udaranya.
Emirates, maskapai penerbangan terkemuka dari Timur Tengah, terpaksa membatalkan semua penerbangan yang menuju atau berasal dari Irak, Yordania, Lebanon, serta Iran. Keputusan serupa juga diambil oleh Qatar Airways yang menghentikan sementara penerbangan ke Iran dan Irak. Situasi konflik tersebut juga berdampak pada maskapai Eropa, di mana Air France menghentikan seluruh penerbangan menuju Tel Aviv.
Maskapai asal Jerman, Lufthansa, memutuskan untuk menangguhkan penerbangan ke Teheran hingga akhir Juli, sementara penangguhan rute ke Tel Aviv diperpanjang. Terkait dengan escallasi konflik, Air India juga terpaksa membatalkan 16 penerbangan lintas benua. Berbagai maskapai juga mengalami kejadian di mana pesawat terpaksa berbalik arah saat mendekati wilayah udara Iran, dengan Bandara Abu Dhabi dan Dubai memberikan peringatan potensi keterlambatan dan pembatalan penerbangan akibat penutupan wilayah udara Iran, Irak, dan Suriah. Keselamatan penumpang dan awak pesawat menjadi prioritas utama dalam situasi ini.