Ketegangan di Timur Tengah mencapai titik kritis setelah Israel dan Iran saling serang pada Sabtu malam. Kekhawatiran global pun muncul mengenai kemungkinan pecahnya perang regional yang luas, terutama setelah Israel menyerang fasilitas energi terbesar Iran di ladang gas South Pars. Pembicaraan nuklir antara Teheran dan Amerika Serikat pun dibatalkan, karena Iran menilai serangan Israel sebagai tindakan brutal. Di sisi lain, Israel mengancam untuk terus melakukan serangan yang lebih dahsyat ke Iran.
Israel mengonfirmasi bahwa Iran meluncurkan lebih banyak rudal ke wilayah mereka, sehingga militer Israel terus melakukan intersepsi dan menyerang sasaran militer di Teheran. Walau terdengar sirene peringatan serangan di beberapa wilayah, situasi tetap terkendali meskipun terdapat korban jiwa dan luka. Kondisi ini juga membuat pasar minyak terdampak, dengan lonjakan harga yang signifikan. Iran mulai mempertimbangkan untuk menutup Selat Hormuz sebagai respons atas serangan Israel.
Meskipun Israel membenarkan serangannya sebagai upaya untuk menghentikan produksi senjata nuklir Iran, Teheran membantah dan mengklaim program nuklirnya adalah untuk tujuan damai. Namun, laporan dari Badan Energi Atom Internasional menyebut bahwa Iran telah melanggar perjanjian internasional terkait nuklir. Situasi ini semakin meruncing dengan adanya peningkatan jumlah korban dan ancaman balasan dari kedua belah pihak. Israel mendapat kritik dari sejumlah pihak atas keputusan mereka untuk beralih ke jalur kekerasan, sementara Iran menegaskan bahwa pihaknya siap membalas setiap tantangan yang datang.