Presiden RI Prabowo Subianto baru saja meresmikan proyek ekosistem baterai kendaraan listrik terintegrasi terbesar di Asia. Proyek pabrik sel baterai ini berlokasi di Artha Industrial Hill (AIH) & Karawang New Industry City (KNIC) di Jawa Barat, dengan kapasitas produksi mencapai 15 GWh/tahun yang direncanakan beroperasi penuh pada tahun 2028. Direktur Utama PT Indonesia Battery Corporation (IBC), Toto Nugroho, menyatakan bahwa sebagian produk sel baterai akan diekspor ke beberapa negara seperti Jepang, India, China, dan Amerika Serikat (AS).
Meskipun destinasi ekspor belum ditentukan, Toto mengungkapkan bahwa sekitar 30% dari total produksi sel baterai akan diekspor, sementara sisanya akan disuplai untuk pasar domestik. Proyek ini didukung oleh PT Aneka Tambang (Antam), PT Indonesia Battery Corporation (IBC), dan perusahaan China, Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) yang merupakan perusahaan patungan dari CATL, Brunp, dan Lygend. Total investasi proyek ini mencapai US$ 5,9 miliar atau sekitar Rp 96,04 triliun.
Proyek ini terdiri dari enam usaha patungan (Joint Venture/JV) untuk mengelola rantai pasok baterai mulai dari hulu hingga hilir. JV pertama hingga ketiga fokus pada sisi hulu dengan proyek pertambangan nikel, smelter nikel, dan fasilitas pemrosesan nikel. Sementara JV keempat hingga keenam berfokus pada sisi hilir dengan proyek material baterai, produksi sel baterai, dan daur ulang baterai. Proyek-proyek ini berlokasi di berbagai daerah di Indonesia dan ditargetkan untuk memulai produksi mulai dari tahun 2026 hingga 2031. Proyek ini menjanjikan peningkatan signifikan dalam industri baterai kendaraan listrik di Indonesia dan menjadi kontributor penting dalam ekonomi dan lingkungan.