Pedagang di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur mengeluhkan penurunan pelanggan dalam setahun terakhir. Kondisi ini menyebabkan mereka harus memangkas jumlah karyawan karena terhambat dalam membayar gaji. Seperti halnya Anto, pedagang sepatu, yang dulunya memiliki enam karyawan, kini hanya bisa mempertahankan dua orang. Pasar Kramat Jati yang dulu ramai membuat Anto mendapatkan omset besar, namun sekarang hanya bisa menjual satu sepatu dengan kondisi yang tidak menentu. Marinah, pedagang warung makan, juga merasakan hal yang sama dengan harus mempekerjakan saudara sendiri karena sepi pelanggan. Dahulu, Marinah bersama lima karyawan lainnya kesulitan menghadapi antusiasme pembeli yang tinggi. Kini, dia dan tiga saudaranya terpaksa mengeluhkan nasibnya sambil menunggu pelanggan yang jarang datang. Pasar Kramat Jati sendiri kini terlihat sepi, bahkan di bagian belakang pasar. Pengunjung yang datang juga semakin jarang, sehingga banyak kios yang akhirnya tutup karena kepergian pedagang lain. Meskipun izin untuk meliput kondisi pasar diberikan, pengelola Pasar Kramat Jati memilih untuk tidak memberikan komentar terkait kesunyian pasar.
Pasar Kramat Jati Sepi: Pedagang Kewalahan dengan Hilangnya Pembeli
