Presiden Rusia, Vladimir Putin, menanggapi rencana Presiden Donald Trump untuk memulai kembali program pengujian senjata nuklir dengan mengungkapkan kemungkinan Moskow akan melakukan uji coba nuklir juga. Putin menyatakan bahwa langkah tersebut akan menjadi respons yang setara terhadap kebijakan Amerika Serikat. Meskipun Rusia telah mematuhi Traktat Pelarangan Uji Coba Nuklir Komprehensif, Putin mengklaim bahwa jika AS atau negara lain melakukan uji coba senjata nuklir, Rusia juga harus merespons dengan tindakan serupa.
Menurut Putin, kementerian dan lembaga terkait telah diminta untuk menyampaikan usulan terkoordinasi mengenai kemungkinan dimulainya persiapan untuk uji coba senjata nuklir. Namun, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menegaskan bahwa belum ada keputusan final mengenai rencana tersebut. Pernyataan tersebut muncul setelah Putin mengumumkan uji coba torpedo bawah laut bertenaga nuklir eksperimental yang disebut Poseidon.
Rusia dan AS telah menandatangani CTBT yang melarang uji coba senjata nuklir sejak 1990-an. Namun, Presiden Rusia Andrey Belousov menyatakan bahwa kebijakan strategis ofensif AS semakin meningkat, dan Rusia harus siap menghadapi ancaman tersebut. Kepala Staf Umum Rusia, Valery Gerasimov, mengingatkan bahwa Rusia harus mengambil langkah yang cepat dan tepat untuk merespons tindakan AS terkait rencana pengujian senjata nuklir. Hal ini dianggap penting agar Rusia tidak tertinggal secara strategis dan menjaga keamanan negara.
Dengan kata lain, ketegangan antara Rusia dan Amerika Serikat terkait program pengujian senjata nuklir semakin meningkat, dengan kedua belah pihak menyatakan kesiapan untuk merespons langkah yang diambil pihak lain.MeasureSpec.




