16 Ribu Korban Tewas di Gaza, Israel Tersanksi AS: Update Terbaru

by -186 Views

JAKARTA, CNBC Indonesia – Hingga saat ini, militer Israel masih terus memperluas serangan darat di Gaza. Dalam laporan terbaru, tank militer Israel kini bergerak menuju pusat kota Khan Younis setelah malam penembakan artileri tanpa henti dan pertempuran di sekitar Gaza. Selain di Gaza, pasukan Israel juga bergerak di Tepi Barat yang diduduki. Di sana, pasukan Zionis dilaporkan menangkap lebih banyak warga Palestina dalam beberapa penggerebekan.

Pelapor khusus PBB mengatakan “pembantaian warga sipil harus dihentikan”, sementara rumah sakit di Gaza berjuang untuk mengatasi lonjakan jumlah warga Palestina yang membutuhkan perawatan darurat. Amerika Serikat (AS) pun dilaporkan memberi sanksi ke Israel. Berikut update situasi Gaza terbaru seperti dihimpun CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Rabu (6/12/2023).

Korban Tewas di Gaza Tembus 16 Ribu
Kementerian Kesehatan Palestina dan Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), seperti dikutip Al Jazeera, mencatat setidaknya ada 16.248 korban tewas di Gaza. Angka ini termasuk 7.112 anak-anak dan 4.885 wanita per Rabu. Terdapat 43.616 orang, termasuk 8.663 anak-anak dan 6.327 perempuan, sementara 7.600 warga juga dilaporkan hilang di Gaza. Di Tepi Barat, tercatat 262 orang tewas, termasuk 63 anak-anak dan lebih dari 3.365 dilaporkan luka-luka. Korban di Israel masih sama dan tidak bertambah. Bahkan pada 10 November, para pejabat merevisi jumlah korban tewas dari 1.405 menjadi sekitar 1.200 orang dengan 5.600 orang luka. Setidaknya total 63 jurnalis telah terbunuh sejak perang Israel-Gaza dimulai pada 7 Oktober. Menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) dan Federasi Jurnalis Internasional (IFJ), sebanyak 56 jurnalis Palestina, empat jurnalis Israel dan tiga jurnalis Lebanon telah terbunuh.

Pertempuran Sengit di Khan Younis
Laporan jurnalis Al Jazeera menyebut militer Israel bersiap menghadapi pertempuran sengit selama berhari-hari di Khan Younis. Wilayah ini dipandangnya sebagai benteng utama Hamas di mana banyak pemimpin kelompok tersebut ditempatkan. “Namun, militer Israel harus bergerak hati-hati di sana karena mereka yakin banyak tawanan juga mungkin berada di sana,” kata jurnalis tersebut, melaporkan dari Yerusalem Timur yang diduduki. “Itu semua adalah bagian dari rencana untuk memindahkan operasi lebih jauh ke selatan,” katanya. “Kami kemungkinan akan melihat operasi intensif (militer Israel) akan diperpanjang empat atau lima minggu hingga pertengahan Januari,” tambah laporan tersebut, memprediksi beberapa hari ke depan bisa jadi akan terjadi pertempuran terberat dalam perang dua bulan tersebut.

Serangan di Tepi Barat
Serangan Israel tak hanya ke Gaza tapi juga ke Tepi Barat. Pasukan Israel dilaporkan menggerebek kamp pengungsi Balata di kota Nablus, di wilayah yang diduduki itu. Akibatnya empat orang terluka, satu dalam kondisi kritis, dalam serangan Israel tersebut. Direktur Pusat Ambulans dan Darurat Bulan Sabit Merah di Nablus, Ahmed Jibril, mengatakan seorang pria berada dalam kondisi serius setelah ditembak di kepala. Tiga pria lainnya telah tertembak di bagian tubuh yang berbeda namun dalam keadaan stabil. Sumber lokal mengatakan pasukan Israel menangkap seorang warga Palestina, Ali Odeh, sebelum mundur dari kamp Balata. Belum diketahui apakah Odeh termasuk kelompok Hamas atau bukan.

Militer Israel Sebut Serang 250 Sasaran Gaza Sehari
Israel mengaku telah menyerang 250 sasaran di Gaza dalam sehari. Menurut sebuah postingan di X, ini sesuai dengan arahan bahwa personel militer Israel ditugaskan untuk menemukan dan menghancurkan senjata, terowongan bawah tanah dan bahan peledak Hamas.

Gaza Jadi Tempat Paling Berbahaya Dunia
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan bahwa situasi di Gaza “semakin buruk setiap menitnya”. UNRWA mengatakan orang-orang yang melarikan diri dari serangan Israel tidak punya tempat aman untuk berlindung karena semua tempat penampungan sudah melebihi kapasitas. “Gelombang pengungsian lainnya sedang terjadi di Gaza,” kata UNRWA dalam sebuah postingan di X. “Gaza salah satu tempat paling berbahaya di dunia.” “Tidak ada tempat untuk berlindung karena tempat penampungan, termasuk milik UNRWA, sudah meluap,” ujarnya lagi.

Biden Didesak Buat Gencatan Senjata Permanen
Presiden AS Joe Biden kembali menerima protes warga. Sekelompok pekerja magang di Gedung Putih memberikan tekanan internal kepadanya untuk menyerukan gencatan senjata permanen. “Kami, para pemagang Gedung Putih dan Kantor Eksekutif Presiden musim gugur 2023 yang bertanda tangan di bawah ini, tidak akan lagi tinggal diam atas genosida yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina,” tulis para pemagang tersebut dalam sebuah surat yang dibagikan kepada NBC News.

AS Sanksi Israel
AS mengumumkan akan memberi sanksi ke warga Israel terkait pemberlakuan pembatasan visa bagi mereka yang merusak perdamaian, keamanan dan stabilitas di Tepi Barat. Larangan yang berlaku mulai berlaku 5 Desember 2023.

Erdogan Kecam Rencana Netanyahu di Gaza
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam rencana Israel untuk menciptakan “zona penyangga demiliterisasi” di Gaza. Ia mengatakan bahwa membahas gagasan semacam itu “tidak menghormati rakyat Palestina”. Berbicara kepada wartawan pada hari Rabu, Recep Tayyip Erdogan juga menegaskan bahwa masa depan Gaza harus berada di tangan Palestina. Ia membela Hamas sebagai kekuatan perlawanan yang sah. Dia memperingatkan Israel agar tidak memburu anggota Hamas di wilayah Turki.

Erdogan telah menjadi salah satu kritikus Israel yang paling gigih sejak pecahnya perang Gaza. Ini membawa hubungan Israel-Turki ke titik terendah dalam beberapa tahun. Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengungkap rencananya di Gaza, Palestina, setelah perang selesai. Ia mengatakan akan membuat Gaza menjadi zona demiliterisasi. Menurutnya, Israel akan melakukan penghapusan total pada kemampuan militer dan politik Hamas. Ini untuk memastikan bahwa Negeri Zionis tidak akan merasakan ancaman apapun di masa depan dari Jalur Gaza.

Taktik Canggih Hamas Lawan Israel
Hamas dilaporkan menggunakan taktik “yang semakin canggih” untuk melawan Israel yang mulai menyerbu wilayah Gaza selatan. Hal ini diutarakan Institute for the Study of War (ISW), sebuah wadah pemikir asal Amerika Serikat (AS).

Para pejuang milisi Palestina terus menggunakan taktik yang lebih canggih untuk menargetkan pasukan Israel di seluruh Jalur Gaza. Hal ini konsisten dengan perubahan taktis yang diamati CTP (Certified Treasury Professional)-ISW sejak berakhirnya jeda kemanusiaan (gencatan senjata sementara). Saat Israel mulai melebarkan serangannya, kelompok Palestina itu dikatakan memiliki senjata yang lebih maju, termasuk drone peledak dan anti tank. Mereka, ujar ISW, telah belajar banyak dari sebulan terakhir pertempuran di Gaza Utara. Salah satu perubahan yang paling menonjol adalah peningkatan penggunaan eksplosif penetrator (EFP). Ini adalah bahan peledak proyektil yang dirancang untuk menembus lapis baja, bahkan ketika ditembakkan dari jarak jauh. Senjata-senjata tersebut awalnya hanya digunakan dua kali pada bulan Oktober dan November. Tapi kini telah dikerahkan lima kali sejak 1 Desember. Salah satu kelompok militer Hamas, Brigade Al-Qaseem, mengklaim bahwa para pejuangnya meledakkan alat peledak rakitan (HBIED) yang menargetkan pasukan Israel di timur Khan Younis. HBIED bahkan merobohkan gedung tersebut. Laporan tersebut juga menyebut bahwa kelompok tersebut mengklaim telah meledakkan beberapa ranjau anti-personil jenis claymore dalam penyergapan di timur Khan Younis pada tanggal 5 Desember. Brigade al Qassem juga menargetkan tank Israel dengan EFP di utara Khan Younis pada tanggal 4 Desember.