PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Subholding Refining & Petrochemical Pertamina, telah mulai memproduksi avtur berbahan baku sawit atau yang dikenal dengan Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bioavtur. Produksi bioavtur dilakukan di Green Refinery Kilang Cilacap dengan campuran minyak sawit sebesar 2,4% berkapasitas 9.000 barel per hari (bph) dengan bahan bakunya yaitu produk turunan sawit, Refined Bleach Deodorized Palm Kernel Oil (RBDPKO).
Direktur Utama PT KPI Taufik Aditiyawarman menjelaskan bahwa produksi bioavtur ini dapat berkontribusi untuk menekan impor minyak mentah di Indonesia. Saat ini kebutuhan avtur di bandara Indonesia mencapai 21 juta barel per tahun. Dengan adanya campuran RBDPKO 2,4% pada avtur, maka artinya ini bisa mengurangi kebutuhan impor minyak mentah untuk produksi avtur berbasis fosil pada kilang dalam negeri.
Kilang Bahan Bakar Hijau atau Green Refinery RU IV Cilacap menggunakan metode co-processing, dimana avtur berbasis minyak fosil langsung dicampur dengan minyak inti kelapa sawit atau RBDPKO di kilang. Kapasitas produksi bioavtur tersebut mencapai 9.000 barel per hari (bph) dan akan terus ditingkatkan sesuai kebutuhan pasar. Energi bioavtur juga dapat menekan emisi karbon industri penerbangan hingga 22.000 Ton CO2e per tahun.
Bioavtur/SAF KPI juga sudah melalui Uji Ground Round dan Flight Test untuk pesawat Boeing 737-800 PK GFX di Soekarno Hatta International Airport (CGK) pada tanggal 4 Oktober 2023. Bioavtur/SAF Pertamina ini telah memenuhi kriteria framework pengujian secara global diantaranya CORSIA oleh ICAO, RefuelEU/Fit55 oleh Uni Eropa, EU/UK Emission Trading, Tax Credit IRA USA.
Portofolio bisnis unit kilang Cilacap merupakan produsen Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Aviation Turbine terbesar di Indonesia, dengan angka produksi tertinggi 1.852 ribu barrel sepanjang tahun 2020. Di kawasan Regional Asia Tenggara saat ini hanya KPI yang berhasil melakukan produksi komersial bioavtur hingga uji terbang untuk pesawat komersial.