Defisit APBN 2023 Terendah Sejak 2011 Hanya 1,65% dari PDB

by -194 Views

Defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) menjadi yang terendah pada 2023. Kementerian Keuangan membantah, defisit itu terjadi akibat belanja negara yang ditahan pencairannya.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata mengatakan, defisit APBN sepanjang 2023 yang hanya sebesar 1,65% dari PDB atau senilai Rp 347,6 triliun, jauh lebih rendah dari target APBN 2023 yang sebesar Rp 479,9 triliun atau 2,27% dari PDB.

Besaran defisit itu pun menurut Isa menjadi yang terendah sejak 2011 karena persentase defisit terhadap PDB kala itu sebesar 1,14% dengan nominal sebesar Rp 84,4 triliun.

Selain defisit yang mencetak rekor baru, keseimbangan primer pada 2023 juga menjadi yang pertama kali surplus sejak 2012. Keseimbangan primer pada 2023 surplus sebesar Rp 92,2 triliun, padahal target dalam APBN defisit Rp 38,5 triliun.

Isa menegaskan, defisit yang mampu terjaga rendah itu bukan disebabkan belanja dalam APBN yang ditahan-tahan Kementerian Keuangan. Sebab, dari sisi nominal masih meningkat dari tahun lalu.

Realisasi belanja APBN 2023 sebesar Rp 3.121,9 triliun atau mencapai 100,2% dari target APBN Rp 3.117,2 triliun, dan besarannya naik 0,8% dari realisasi 2022 sebesar Rp 3.081,2 triliun.

Ia menekankan, defisit yang kecil itu terjadi lebih disebabkan masih kuatnya penerimaan negara di tengah tekanan ekonomi baik di domestik maupun global.

Penerimaan negara hingga akhir tahun tembus Rp 2.774,3 triliun, atau mencapai 105,2% dari target APBN yang tercantum dalam Perpres 75/2023 sebesar Rp 2.637,2 triliun, dan pertumbuhannya mencapai 5,35 dari realisasi pada 2022 sebesar Rp 2.635,8 triliun.