Eropa Kembali Dilanda Korban Akibat Perang Israel-Hamas

by -142 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Konflik antara Israel dengan kelompok pejuang Palestina, Hamas, telah menimbulkan dampak negatif bagi Eropa. Kali ini, Eropa harus menderita akibat pertempuran kedua belah pihak di Jalur Gaza.

Pada Senin (30/10/2023), harga gas alam (LNG) berjangka di Eropa melonjak hampir 7% menjadi 54 euro (Rp 905 ribu) per megawatt-jam. Hal ini terjadi setelah Mesir mengumumkan bahwa impor gas alam turun menjadi nol dari 800 juta kaki kubik per hari.

Hal ini disebabkan oleh gangguan pasokan akibat konflik di Jalur Gaza. Gaza dan Israel berbatasan langsung dengan Mesir.

“Aliran gas dari Mesir ke Eropa hanya sedikit, tetapi perang telah menyebabkan penutupan ladang Tamar di Laut Mediterania dan ada juga kekhawatiran mengenai keamanan kapal LNG Qatar yang melewati Selat Hormuz,” tulis Trading Economics.

Harga gas alam di Eropa naik sekitar 40% sejak perang antara Israel dan Hamas dimulai. Selain itu, berita tentang kegagalan kompresor di pabrik pengolahan gas Nyhamna di Norwegia telah memicu kekhawatiran akan pasokan yang lebih terganggu.

Namun, persediaan gas di Eropa masih sekitar 99% penuh, berkat cuaca hangat yang lebih lama dan impor LNG yang kuat.

Sementara itu, eskalasi di wilayah Gaza terus meningkat setelah Israel melakukan serangan sporadis. Serangan ini dilakukan oleh Israel untuk menghancurkan kelompok Hamas, yang telah menyerang Israel pada 7 Oktober lalu dan menewaskan 1.400 warga.

Meskipun mengklaim menargetkan Hamas, serangan Israel telah menyebabkan kerusakan besar pada warga sipil. Saat ini, jumlah korban tewas di Gaza telah mencapai setidaknya 8.000 orang.

Selain serangan besar-besaran, Israel juga telah memutus akses ke bahan logistik, air, dan utilitas di wilayah Gaza. Hal ini mengancam kehidupan warga Gaza, dengan fasilitas kesehatan yang terlalu terbebani akibat banyaknya korban dan keterbatasan stok obat-obatan dan listrik.

Sementara itu, ada kekhawatiran bahwa konflik ini dapat meluas ke negara-negara tetangga di Timur Tengah. Israel telah mendorong warga sipil di bagian utara Gaza untuk pindah ke selatan menjelang operasi darat yang diantisipasi.

(Artikel selanjutnya: Eropa di Ambang Malapetaka Baru, Semua Bergantung pada Rusia)