Industri Hilir Domestik Harus Dibangun Agar RI Bersiap Kebanjiran Tembaga

by -186 Views

PT Freeport Indonesia (PTFI) sedang mempercepat progres pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga terbarunya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) Gresik, Jawa Timur. Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengatakan bahwa ketika smelter itu beroperasi penuh, Indonesia akan menerima banyak katoda tembaga. Dia menyarankan agar industri hilir di dalam negeri dapat menyerap katoda tembaga sehingga tidak perlu diekspor. Tony juga mengungkapkan bahwa agar katoda tembaga dapat digunakan oleh konsumen dalam negeri, industri hilir seperti emas batang dan perak batang harus tumbuh di Indonesia. Namun, untuk membangun industri hilir di Indonesia, investor membutuhkan insentif dari pemerintah baik dari segi fiskal maupun non fiskal. Smelter tersebut merupakan smelter tembaga single line terbesar di dunia dan mampu mengolah konsentrat tembaga hingga 1,7 juta ton per tahun untuk menghasilkan 600 ribu ton katoda tembaga per tahun. Smelter tersebut juga dapat memproduksi emas hingga 50 ton per tahun dan 150-200 ton perak per tahun. Smelter ini juga akan menghasilkan produk sampingan seperti emas dan perak murni, asam sulfat, terak tembaga, dan gipsum. Smelter ini juga akan menyerap 150 ribu pekerja, dimana 98% adalah tenaga kerja Indonesia.