Media Internasional Fokus pada Gempa Megathrust di Indonesia, Sebut sebagai Peristiwa Penting

by -106 Views

Jakarta, CNBC Indonesia- Media asing telah menyoroti ancaman gempa bumi megathrust di Indonesia. Hal ini terlihat dari laman Channel News Asia (CNA), akhir pekan lalu.

Dikatakan bahwa pemerintah Indonesia dan pemerintah daerah didesak untuk serius dalam hal mitigasi bencana. Hal ini disebabkan oleh peringatan dari berbagai sumber yang mengatakan bahwa hal ini “hanya masalah waktu”.

“Pemerintah Indonesia, termasuk pemerintah daerah, harus serius dalam upaya mitigasi bencana karena hanya masalah waktu sebelum terjadi gempa bumi megathrust yang disebabkan oleh dua lempeng tektonik yang bertemu, menghantam negara ini, seperti yang telah diperingatkan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika,” demikian seperti yang dikutip oleh CNBC Indonesia dalam artikel yang berjudul “‘Just a matter of time’ megathrust earthquake hits Indonesia, as government agency urges mitigation efforts” pada Selasa (27/8/2024).

“Para pemerintah daerah harus membuat langkah-langkah mitigasi termasuk perencanaan tata ruang bangunan yang tahan gempa yang dapat menampung masyarakat jika terjadi gempa megathrust, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia mengatakan minggu ini,” tambahnya.

Di dalam artikel tersebut juga dijelaskan mengenai apa itu megathrust. Ini merupakan zona pertemuan lempeng tektonik bumi yang berpotensi memicu gempa bumi dan tsunami yang kuat.

Selain itu, dijelaskan bahwa hasil pengamatan mengenai megathrust menjadi topik trending di media sosial di Indonesia. Di mana topik tersebut juga telah mengisi banyak laman media lokal.

Media asing tersebut menyinggung bahwa Indonesia berada di pertemuan lempeng tektonik utama dunia dan beberapa lempeng kecil, serta telah sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi. Mereka juga menyebutkan bahwa peta sumber bahaya gempa bumi telah dirilis oleh BMKG sejak tahun 2017.

“Terdapat 13 zona megathrust yang berpotensi memicu gempa bumi dengan kekuatan lebih dari 8 SR dan tsunami,” tambah laman Singapura tersebut.

(sef/sef)