Pedagang atribut kampanye untuk pemilu mengalami penurunan penjualan yang sangat drastis menjelang pelaksanaan Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif 2024. Mereka memperkirakan jumlah pesanan turun hingga 80% dibandingkan dengan pemilu sebelumnya.
Mardiati, pemilik kios Jasa Mandiri di Blok III Pasar Senen, Jakarta Pusat, adalah salah satu pedagang yang terkena dampak penurunan penjualan ini. Dia mengatakan biasanya dia menerima puluhan ribu kaos dan atribut kampanye dari satu pembeli, tetapi menjelang Pemilu 2024 ini, dia hanya menerima ribuan pesanan dari satu pembeli.
Dia mengungkapkan kekecewaannya karena minimnya pengunjung di tokonya, hanya ada orang-orang yang lewat. Dia menyebut situasinya sangat menyedihkan.
Mardiati mengatakan sepinya pemesanan atribut kampanye belakangan ini tidak biasa. Pada pemilu sebelumnya, pemesanan atribut kampanye sudah ramai sejak dua tahun sebelum pencoblosan. Namun, saat ini, menjelang 1 bulan masa kampanye yang ditentukan oleh KPU, tokonya masih sepi.
KPU sudah merilis jadwal proses Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif 2024. Pendaftaran calon presiden dan wakil presiden bahkan sudah ditutup pada 25 Oktober 2023. Masa kampanye direncanakan berlangsung pada 28 November 2023 sampai 10 Februari 2024. Pada tahap kampanye, calon presiden, wakil presiden, dan partai memerlukan segala jenis atribut kampanye, mulai dari kaos, bendera, hingga atribut lainnya. Masa kampanye akan diakhiri dengan masa tenang dan pencoblosan akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024.
Mardiati mengatakan, hingga saat ini dia hanya menerima pesanan dari partai dan calon anggota legislatif. Belum ada satupun tim capres-cawapres yang memesan atribut kampanye di tokonya. Selain jumlah pesanan yang turun, Mardiati juga harus menghadapi permintaan diskon dari pembeli. Meskipun tidak punya pilihan, dia sering menyetujui permintaan diskon tersebut. Dia merasa bahwa situasinya jauh berbeda dari pemilu sebelumnya.
Seorang pedagang lainnya, Suwitri, pemilik Toko Win Jaya di Pasar Senen, Jakarta Pusat, juga mengalami penurunan pesanan hingga 70% dibandingkan pemilu sebelumnya. Tokonya menjual berbagai jenis atribut kampanye, seperti kaos, topi, kartu nama, kalender, dan kemeja partai.
Suwitri mengatakan bahwa biasanya dia sudah menerima pesanan satu tahun sebelum masa kampanye dimulai. Namun, pesanan pertama baru datang bulan lalu. Jumlah pesanan juga berkurang drastis, dari biasanya minimal 5 ribu kaos menjadi hanya beberapa orang yang memesan 1.000 kaos.
Suwitri mendengar bahwa jumlah pesanan atribut kampanye tahun ini lebih rendah karena partai sedang menghemat pengeluaran akibat dampak Covid-19. Dia mengatakan bahwa alasan utama adalah sulitnya mendapatkan dana saat ini.
Mardiati dan Suwitri masih memiliki beberapa pesanan, namun Rofik, pemilik Toko Davio di Pasar Senen, Jakarta Pusat, mengaku belum menerima pesanan kaos atau atribut kampanye lainnya, kecuali kartu nama dan kalender. Dia juga mengatakan bahwa hanya ada beberapa orang yang menanyakan atribut kampanye. Dia menduga bahwa minat orang untuk memesan atribut menurun karena nomor caleg belum pasti. Dia berharap pesanan akan meningkat setelah penetapan nomor urut.
Dalam situasi seperti ini, pedagang atribut kampanye menghadapi tantangan dalam menjalankan usahanya. Mereka harus beradaptasi dengan situasi dan menyesuaikan penawaran mereka dengan permintaan yang ada.