Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penerimaan dari bea cukai dan cukai mencapai Rp 220,8 triliun pada bulan Oktober 2023. Sri Mulyani mengatakan bahwa penerimaan ini mencapai 72,8% dari target yang ditetapkan dalam APBN. Namun, kinerja ini menurun 13,6% secara tahunan (yoy) karena penurunan cukai dan bea keluar.
“Bea cukai mengalami tekanan, terutama dari bea masuk yang kalau kita lihat di sini mencapai Rp 41,4 triliun, itu 87,1% dan tumbuhnya tipis 1,8%,” ungkapnya dalam konferensi pers APBN Kita Edisi November 2023, Jumat (24/11/2023).
Dia menegaskan bahwa impor mengalami kontraksi sebesar 7,8%, tetapi bea masuk masih tumbuh 1,8% karena kurs dolar yang menguat dan tarif efektif yang naik sebesar 1,4%. Hingga saat ini, impor komoditas utama yang masuk cukup besar ke dalam negeri adalah impor kendaraan roda 4 dan beras. Sementara itu, suku cadang dan mesin mengalami penurunan.
Sementara itu, penerimaan bea keluar turun cukup dalam hingga 74,4% pada Oktober 2023. Bea keluar hingga Oktober mencapai Rp 9,7 triliun atau 94,7% dari target APBN.
Sri Mulyani mengungkapkan kondisi ini dipicu oleh penurunan bea keluar produk sawit hingga 81,9% (yoy), dipengaruhi penurunan harga meskipun volumenya tumbuh. Kemudian bea keluar tembaha juga turun 31% dipengaruhi oleh turunnya ekspor tembaga sebesar 7,9%. Bea keluar bauksit turun 88,3% (yoy) karena berhentinya ekspor sejak Maret.
Lebih lanjut, Sri Mulyani mengungkapkan penerimaan cukai sebesar Rp 169,8 triliun atau 69,2% dari APBN. Sri Mulyani mencatat cukai hasil tembakau mencapai Rp 163,2 triliun atau 70,2% dari APBN.
“Penerimaan CHT sampai dengan Oktober turun 4,3% (yoy) disebabkan oleh produksi sampai dengan bulan Agustus yang turun 2,1% dan tarif rata-rata tertimbang justru turun 0,9% disebabkan turunnya produksi SKM dan SPM golongan I,” paparnya.
Sementara itu, cukai minuman mengandung etil alkohol (MMEA) mencapai Rp 6,3 triliun atau 72,9% dari target APBN. Menurut Sri Mulyani, penerimaan cukai MMEA sampai Oktober ini tumbuh 0,6%, didorong peningkatan produksi yang tumbuh 0,4%.