RI Memiliki Mobil Hidrogen yang Tersembunyi di Lokasi Tertentu

by -136 Views

Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan mobil listrik karena memiliki sumber daya yang sangat memadai. Bersamaan dengan itu, pemerintah juga telah mulai melirik pengembangan mobil berbahan bakar hidrogen.

Guru Besar Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Gajah Mada (FEB UGM) Wihana Kirana Jaya mengungkapkan bahwa RI memiliki sumber daya untuk membuat chip semikonduktor kendaraan listrik. Salah satu lokasi yang memiliki sumber daya tersebut adalah di Rempang. Menurutnya, sumber daya itu juga bisa digunakan untuk pengembangan mobil hidrogen di Indonesia.

“Di pasar Asean, Indonesia punya potensi untuk menyuplai bahan baku pasir kuarsa untuk pembuatan mobil listrik khususnya di chip. Sedangkan negara Asean lain seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, Brunei belum ada, mereka butuh kita karena mereka nggak ada, ini jadi daya saing kita untuk menjadi lead di Asean,” katanya kepada CNBC Indonesia, Kamis (30/11/2023).

Pasir kuarsa tersebut bisa digunakan dalam pembuatan chip semikonduktor dalam pengembangan mobil listrik dan mobil hidrogen.

Wihana menilai kekayaan Indonesia ini bisa menjadi modal untuk pengembangan mobil hidrogen yang belakangan digadang-gadang menjadi energi terbarukan. “Kalau mau masuk hidrogen bisa saja tapi investornya belum banyak di hidrogen, tapi itu yang dikembangkan Jepang dengan Toyota supaya bisa bersaing dengan Hyundai EV-nya,” kata Wihana.

Mobil hidrogen disebut menghasilkan emisi nol karena menggunakan sumber energi hidrogen sepenuhnya dengan sistem sel bahan bakar. Mobil ini disebut ramah lingkungan karena reaksi kimia dari kendaraan ini hanyalah uap air.

“Demand sebegitu besar karena kesepakatan global SDG-s (pembangunan sosial berkelanjutan) bergeser dari energi hitam ke energi terbarukan. Behavior konsumen belakangan juga mengarah kepada produk yang ramah lingkungan, karena produk energi hitam kecenderungannnya nanti ketika masuk pasar dipajakin akhirnya membuat kurang laku,” ujar Wihana.

Pemerintah Indonesia pun mulai berencana menggenjot pengembangan bahan bakar baru untuk sektor transportasi selain Bahan Bakar Minyak (BBM), yakni hidrogen hijau. Bahkan, melalui PT PLN (Persero), RI bakal melakukan uji coba hidrogen hijau pada mobil besutan dua pabrikan otomotif besar, yakni Toyota dan Hyundai.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra sebelumnya mengatakan, pihaknya tengah menyiapkan rantai pasok kebutuhan hidrogen hijau di masa depan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Hal itu menyusul diresmikannya 21 unit pabrik hidrogen hijau atau Green Hydrogen Plant (GHP) yang tersebar di seluruh Indonesia. Edwin menyebut, untuk membuka ekosistem mobil hidrogen di Indonesia, pihaknya telah bertemu dengan dua pabrikan otomotif global yakni Hyundai dan Toyota yang telah memproduksi mobil berbahan bakar hidrogen. “Kita juga sudah bertemu dengan pemilik dealernya tersebut ya, seperti Toyota itu ada Mirai, kemudian di Hyundai itu ada Hyundai Nexo. Jadi ini dua jenis mobil yang memang sekarang di dunia memakai hidrogen, tentunya ini sangat berkorelasi dengan infrastruktur yang ada,” jelas Edwin dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia.