Pelatih Kapten (Purn) Abdullah Haruman

by -104 Views

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto]

Salah satu bintara yang paling memengaruhi saya adalah Haruman. Saya pertama kali mengenalnya ketika beliau menjadi Bintara Peleton di Grup 1 Parako dengan pangkat Serka. Haruman adalah pemegang sabuk hitam karate, pelatih senior di PPS Betako Merpati Putih, pandai menembak senapan, dan sangat ahli dalam taktik antigerilya dan teknik bertempur.

Meski kami tidak berada dalam kompi yang sama, kami bersama-sama di Grup 1 Parako. Haruman membantu melatih kami para perwira dalam karate, Merpati Putih, dan menembak.

Kala itu, meski secara organik Haruman tidak pernah menjadi bagian dari pasukan saya, baik di peleton maupun kompi, dalam penugasan Tim Nanggala 10 saat operasi di Timor Timur pada tahun 1976, kami pernah melakukan gerakan bersama.

Dalam beberapa aksi gerakan, saya sering berdekatan dengan Haruman. Saya lupa konteksnya, tetapi kami pernah berada pada posisi paling depan. Akhirnya, kami menjadi ujung tombak gerakan maju pasukan.

Saat aksi tembak-menembak dengan musuh terjadi, Haruman mengajarkan saya teknik tembak gerak. Dia selalu memberitahu saya untuk menyusulnya ketika dia sampai pada pohon tertentu. Segera setelah dia menembak, saya diminta untuk segera mencapai pohon yang sama.

Haruman tenang, berani, dan tetap mengarahkan meski kami memiliki pangkat yang lebih tinggi. Pada saat perebutan wilayah Lebos, beliau bertindak paling depan. Tanpa suara tembakan, Haruman merebut senjata dan membungkam musuhnya dalam kegelapan malam. Kami menyaksikan tindakan itu secara langsung.

Haruman adalah seorang bintara yang luar biasa. Saya merasa benar-benar dididik dan dilatih oleh seorang bintara, bukan hanya dalam latihan, tetapi dalam aksi sebenarnya, yaitu operasi. Saya tidak akan pernah melupakannya.

Saya menyimpulkan bahwa tentara yang unggul di medan perang biasanya unggul juga di masa damai, terutama dalam seni bela diri dan menembak. Dua keterampilan dasar ini harus dikuasai oleh semua prajurit Angkatan Darat. Bagi para perwira muda yang bercita-cita menjadi perwira komando yang baik, Anda harus melatih anak buah Anda dalam seni bela diri dan menembak. Jika mereka mahir menembak dan menguasai seni bela diri, mereka akan menjadi tentara yang baik. Keberanian harus diajarkan dan tertanam melalui pelatihan yang realistis. Seni bela diri melatih manusia untuk berani, mampu mengatasi rasa takut, dan menahan rasa sakit.

Source link