Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sebesar 5,17% pada Kuartal I

by -150 Views

Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2024 akan berkisar antara 5,12% – 5,17%. Menurut LPEM UI, pertumbuhan ini didorong oleh konsumsi domestik dan realisasi investasi langsung.

Dalam analisis mereka, LPEM menilai kondisi ekonomi Indonesia pada awal tahun 2024 mengalami tren positif meskipun dihadapi tantangan eksternal. Investasi meningkat di kuartal pertama mencapai Rp401,5 triliun, naik 22,1% (yoy), namun neraca perdagangan mengalami penurunan.

Surplus perdagangan turun menjadi US$7,34 miliar pada kuartal I-2024, mengalami kontraksi 39,40% (yoy) karena penurunan ekspor yang lebih signifikan daripada impor. Faktor yang mempengaruhi perlambatan ekspor antara lain perlambatan ekonomi Tiongkok dan harga komoditas yang turun. Di sisi lain, arus modal keluar dari pasar obligasi Indonesia sebesar US$1,89 miliar pada kuartal pertama disebabkan oleh perubahan ekspektasi terhadap kebijakan suku bunga Bank Sentral AS (the Fed) dan ketidakpastian geopolitik global.

Kondisi ini juga terlihat dari depresiasi Rupiah yang melemah 2,96% (ytd) pada akhir Maret 2024, menunjukkan adanya tekanan terhadap stabilitas eksternal Indonesia. Namun, LPEM melihat kondisi perekonomian dalam negeri pada triwulan I-2024 cukup baik, didorong oleh pemilihan umum dan libur panjang yang berpotensi meningkatkan konsumsi dan belanja terkait.

Selain itu, momen Ramadhan juga diharapkan memberikan dukungan tambahan terhadap pertumbuhan ekonomi. Realisasi investasi yang jauh melebihi target menunjukkan keyakinan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia. LPEM memperkirakan PDB akan tumbuh 5,15% pada kuartal I-2024 (kisaran 5,12% – 5,17%) dan 5,1% untuk keseluruhan tahun 2024.

Proyeksi ini sejalan dengan perkiraan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,17% di kuartal I-2024. Faktor penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia antara lain kinerja ekspor yang masih positif, belanja Kementerian dan Lembaga yang front loading, belanja infrastruktur yang baik, dan belanja bantuan sosial.

Sri Mulyani optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap kuat di awal 2024 berkat faktor-faktor tersebut.