Karakter Prabowo Di Dalam dan Luar Negeri

by -164 Views

Heboh di luar negeri, Prabowo bersedia bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Apakah Prabowo tidak disukai oleh Vladimir Putin dan pendukung Rusia? Tidak, karena fitrah manusia ingin hidup damai. Dunia tahu, Putin dan Xi Jinping lebih mendengarkan pendapat Prabowo daripada Joe Biden.

Heboh di dalam negeri, jauh sebelum Pemilihan Presiden, Prabowo terus berkomunikasi, bahkan mendatangi orang-orang yang pernah menyakiti dan melukainya. Apakah Prabowo tidak khawatir ditinggalkan oleh pendukung fanatiknya? Prabowo menjawab, “Dendam itu tidak ada gunanya, saya tidak punya dendam.”

Prabowo sama baiknya di dalam negeri maupun di luar negeri, ia bicara dari hatinya dengan bahasa Indonesia dan bahasa asing dengan baik. China, Amerika, dan sekutunya memahami peringatan Prabowo tentang bahaya ilmu pengetahuan dan teknologi. Prabowo mengatakan, “Nasionalisme, patriotisme, dan kepentingan nasional harus diimbangi dengan rasa kemanusiaan.”

Di dalam negeri, Prabowo memiliki hubungan yang baik dengan semua mantan Presiden. Prabowo meminta agar dirinya tidak diperlakukan berlebihan. “Saya kurang nyaman jika dipuja-puja, karena ada jutaan pahlawan tanpa nama yang lebih berjasa dari saya,” ujar Prabowo.

Di luar negeri, Prabowo diterima dengan baik oleh negara mana pun. Meskipun mereka tahu bahwa Prabowo mengkritik beberapa negara Barat karena menerapkan “standar ganda” terhadap Palestina. Namun, mereka tetap menghormati Prabowo karena prinsipnya yang kuat, yaitu ingin negara Palestina dan Israel hidup berdampingan secara damai dengan solusi dua negara. Prabowo yakin bahwa semua agama pasti bisa hidup berdampingan.

Secara keseluruhan, Prabowo mendorong perdamaian dunia di luar, dan menjaga persatuan di dalam. Lahir dari pasangan yang berbeda agama, Prabowo mampu mengoperasionalisasikan perbedaan sebagai kekuatan.

Prabowo tidak ditakuti, meskipun banyak orang menyebutnya dengan sebutan yang tidak menyenangkan. Namun, Prabowo tetap dihormati karena ia berhasil melewati berbagai ujian keikhlasan.

Oleh: Hariqo Wibawa Satria M.HI, Direktur Eksekutif Komunikonten, Alumnus Pascasarjana Jurusan Hubungan Internasional Universitas Paramadina, Jakarta.

Source link