Beberapa negara NATO menyerukan pencabutan pembatasan penggunaan senjata yang dipasok oleh sekutu barat, ke Ukraina dalam perangnya melawan Rusia. Ini terutama terkait rudal jarak jauh, yang diyakini bisa membantu Ukraina mempertahankan diri dari serangan mematikan Rusia.
Hal ini diungkapkan laman Prancis AFP, menyebut seorang sumber diplomatik yang berbicara Rabu usai pertemuan negara-negara anggota di markas besar NATO Brussels. Sebelumnya, dalam pernyataan resmi NATO mengutuk serangan besar Rusia yang “tanpa pandang bulu” minggu ini di seluruh Ukraina.
Sayangnya tak dijelaskan lebih detail bagaimana keputusan untuk desakan tersebut. Kepala NATO, Jens Stoltenberg, hanya mengatakan para anggota menegaskan kembali komitmen mereka untuk “meningkatkan bantuan militer mereka ke Ukraina”.
“Kita harus terus menyediakan Ukraina dengan peralatan dan amunisi yang dibutuhkannya untuk mempertahankan diri dari invasi Rusia. Ini penting bagi kemampuan Ukraina untuk tetap bertempur,” katanya sebagaimana dikutip pula oleh laman The Guardian.
Meski begitu, Polandia, salah satu negara anggota mengatakan bahwa sementara “Rusia menggunakan senjata jarak jauh melawan Ukraina, sekutu harus membiarkan Ukraina bertempur dengan apa pun yang dimilikinya”. Menteri luar negeri Polandia, Radosław Sikorski juga menyinggung soal senjata yang sudah diberikan NATO ke Kyiv.
“Sekutu harus membiarkan Ukraina bertempur dengan apa pun yang dimilikinya, dengan apa pun yang telah kita berikan kepada mereka dan mari kita berikan mereka lebih banyak lagi,” ujarnya.
Sebenarnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memang telah meminta Barat untuk mencabut batasan penggunaan senjata mereka dalam perang melawan Rusia. Ia mengklaim ini bisa membantu mengakhiri perang.
“Kami terus bersikeras bahwa ketegasan sekarang, mencabut pembatasan terhadap Ukraina untuk serangan jarak jauh sekarang, akan membantu kita mengakhiri perang secepat mungkin dengan cara yang adil bagi Ukraina dan seluruh dunia,” ujarnya.
Ia mengungkit bagaimana serangan bom luncur Rusia di kota timur Kupyansk telah mengakibatkan kematian. Serangan itu melukai 14 orang dan merusak balai kota.
Sebelumnya, pemerintahan Presiden Vladimir Putin telah mengingatkan kemungkinan perang dunia ketiga (PD 3), jika Barat mengizinkan Ukraina untuk memakai senjatanya menyerang ke dalam Rusia. Diperingatkan pula bahwa perang akan meluas, tak hanya di daratan Eropa.
Kami kini menegaskan sekali lagi bahwa bermain api, seperti anak kecil yang bermain korek api, adalah hal yang sangat berbahaya bagi ‘paman dan bibi dewasa’ yang dipercayakan dengan senjata nuklir,” ujar Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, dikutip Reuters.
“Orang Amerika dengan tegas mengaitkan pembicaraan tentang PD 3 sebagai sesuatu yang, … jika itu terjadi, akan memengaruhi Eropa secara eksklusif,” tambah pria yang sudah menjadi Menlu Putin selama 20 tahun itu.
Lavrov pun memperjelas doktrin nuklir negaranya. Perlu diketahui doktrin nuklir Rusia dibuat tahun 2020 dan menetapkan kapan presidennya akan mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir.
Secara umum ini merupakan respons terhadap serangan yang menggunakan senjata nuklir atau senjata pemusnah massal lainnya ke Rusia. Tapi bisa juga ini pun menjadi respons penggunaan senjata konvensional oleh musuh yang membuat keberadaan negara Rusia terancam.
Jet Tempur F-16 AS Jatuh, Pilot Tewas
Sementara itu, salah satu jet tempur AS F-16, yang kini dipakai Ukraina di perang dengan Rusia, dilaporkan jatuh, Senin. Hal ini diumumkan Ukraina, Kamis, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Ini adalah kerugian pertama yang dilaporkan sejak kedatangan pesawat tempur tersebut bulan ini. F-16 sendiri telah “menunjukkan efisiensi tinggi” dan menjatuhkan empat rudal jelajah Rusia saat Kremlin meluncurkan lebih dari 200 rudal dan pesawat nirawak hari itu yang menargetkan sektor energi, awal pekan lalu.
“Jet itu jatuh dan pilotnya tewas saat mendekati target Rusia,” kata Staf Umum Ukraina dalam pengumuman di Facebook.
“Koneksi dengan salah satu pesawat terputus saat mendekati target berikutnya. Ternyata kemudian, pesawat itu jatuh, dan pilotnya tewas,” kata pernyataan itu.
Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan kepada Reuters bahwa kecelakaan hari Senin tampaknya bukan akibat tembakan Rusia. Kemungkinan penyebab dari kesalahan pilot hingga kegagalan mekanis masih diselidiki.
Ukraina belum memberikan rincian tentang ukuran armada barunya, meskipun kerugian itu meninggalkan dampak yang signifikan. Sementara itu, komando angkatan udara Ukraina bagian barat mengatakan di Facebook bahwa pilot Oleksiy Mes tewas dalam misi tempur pada hari Senin.
“Oleksiy menyelamatkan Ukraina dari rudal Rusia yang mematikan. Sayangnya, dengan mengorbankan nyawanya sendiri,” kata pernyataan itu.
The Times of London mengutip sebuah sumber yang mengatakan Ukraina memiliki enam jet namun. Analis militer mengatakan jumlah F-16 yang sedikit, meskipun signifikan, tidak mungkin menjadi titik balik dalam konflik tersebut.
**(sef/sef)**