Erick Thohir Mengungkap Proyek Kerja Sama RI-Australia Dalam Pengembangan Industri Kendaraan Listrik (EV)

by -136 Views

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) ad interim, Erick Thohir secara blak-blakan menyebut Indonesia bekerja sama dengan Australia untuk menggarap ekosistem kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) di dalam negeri.

Kerja sama tersebut salah satunya dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sumber daya alam dalam membangun ekosistem kendaraan listrik di kedua negara.

“Memang kebetulan Indonesia kaya dengan nikel mineral, Australia juga kaya (lithium). Bagaimana tentu sesuai riset yang terjadi yakni EV (electric vehicle) mobil yang dulu bensin akan kembangkan semakin efisien,” jelas Erick dalam acara penandatanganan MoU Pembentukan ‘Mekanisme’ Bilateral Kolaborasi Memajukan Kendaraan Listrik Indonesia – Australia, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (23/11/2023).

Erick bilang, kolaborasi antar kedua negara juga dilakukan untuk lebih menghilirisasi sumber daya alam salah satunya untuk menjadi kendaraan listrik yang lebih maju.

“Kita dorong kolaborasi tentu kebutuhan critical mineral kedua negara untuk dijadikan hilirisasi industri. Ya seperti apa tentu ini akan kita mapping apakah di mobil apakah di lain lagi yang lebih maju,” tambahnya.

Selain itu, Erick juga mengatakan kesepakatan bilateral tersebut juga dilakukan untuk memonetisasi momentum kerja sama pembangunan ekosistem kendaraan listrik di kedua negara.

“Regional pertumbuhan ekonomi kita jadi salah satu pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi. Kita harus bisa monetize sehingga momentum ini tidak terlewatkan. Ini yang kita sepakati kerja sama EV ini tidak scalable tiak hanya dari hulu tapi bisa sampai hilir, tergantung nanti win-win yang menguntungkan,” pungkasnya.

Di lain sisi, Menteri Industri dan Sains Australia Edham Nurredin “Ed” Husic mengatakan kerja sama tersebut juga bisa mengurangi emisi ke udara dan meningkatkan lapangan kerja.

“Kita tidak hanya harus mampu menghasilkan energi secara berbeda, mengurangi emisi, kita juga mempunyai pekerjaan besar yang harus dilakukan. Namun jika kita melakukannya dengan benar, kita dapat menciptakan banyak lapangan kerja dalam prosesnya,” ungkap Husic di kesempatan yang sama.

Menurutnya, kerja sama bilateral ini bukan hanya untuk mendorong perkembangan EV, namun juga turut menghasilkan energi bersih dengan cara baru.

“Dan kita dapat bekerja sama dalam hal ini karena ini bukan hanya tentang EVS tetapi juga baterainya. Saat kita melakukan transisi untuk menghasilkan energi dengan cara-cara baru, kita juga harus mampu menyimpannya,” bubuhnya.